1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Kisah Bupati Anas bujuk Ibu Sulastri agar mau dirawat ke rumah sakit

"Bu Sulastri menolak untuk dirujuk ke rumah sakit. Pihak keluarga tidak tega saat melihat Bu Sulastri kesakitan," kata Anas.

©2017 Merdeka.com Reporter : Muhammad Hasits | Senin, 23 Januari 2017 11:11

Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada Jumat (21/1) lalu blusukan ke rumah warga. Ia datang ke perkampungan nelayan di daerah Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo. Ia menjenguk Ibu Sulastri (35), yang dikabarkan mengidap kanker payudara akut.

Di temani suaminya, Atwi (51), Sulastri yang tak kuasa bergerak di tempat istirahatnya itu, menyambut rombongan Bupati Anas. Mengetahui kondisinya akut, Bupati Anas membujuk Sulastri untuk dirujuk ke rumah sakit.

"Bu Sulastri menolak untuk dirujuk ke rumah sakit. Pihak keluarga tidak tega saat melihat Bu Sulastri kesakitan kalau harus dipindah dari tempatnya. Sekujur tubuhnya merasa kesakitan saat digerakkan,” ungkap Anas usai membujuk Sulastri.

Sebenarnya, sebelum kunjungan Bupati Anas ke rumahnya, Sulastri telah mendapatkan perawatan dari Pemkab Banyuwangi. Ia teridentifikasi mengidap kanker payudara pada awal 2016. Saat itu, pihak Puskesmas Kertosari yang bertanggungjawab untuk melakukan pengecekan kesehatan di daerah Karangrejo, segera melakukan tindakan.

Semua proses administrasi Sulastri untuk mendapatkan jasa kesehatan gratis segera diurus. Kemudian, Sulastri mendapatkan pengobatan kemoterapi sebelum melakukan operasi. Sempat empat kali dari enam kali yang disarankan, Sulastri melakukan kemoterapi di salah satu rumah sakit di Jember.

Setelah melakukan kemoterapi, Sulastri tampak sehat dan dapat melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. Hingga tanpa disadari, ia hamil. Dalam proses kehamilannya, pihak Puskesmas Kertosari aktif mendampinginya. Melalui posyandu, Sulastri rutin memeriksa kandungannya tersebut.

Ketika waktu melahirkan, oleh Puskesmas Kertosari, Sulastri dirujuk ke RSUD Blambangan. Ia melahirkan dengan kondisi normal. Namun, bayinya yang diberi nama Muhammad Alfatih Yandra itu, memiliki bobot minimal. “Hal ini, mungkin karena ibunya mengalami sakit, sehingga asupan gizi pada bayinya tidak maksimal,” terang Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono yang mengunjungi Sulastri.

Melihat kondisi yang demikian, Bupati Anas memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Banyuwangi dan pihak Kecamatan Banyuwangi untuk melakukan pedampingan penuh. “Kita perintahkan Pak Camat dan Dinas Kesehatan untuk melakukan pedampingan intensif. Selambatnya, tiap tiga hari sekali harus diperiksa kondisinya. Kebutuhan nutrisinya dan bantuan oksigen untuk pernapasannya bisa dicukupi,” jelasnya.

Kasus Sulastri merupakan satu dari sekian kasus kesehatan yang dialami warga miskin yang mendapatkan perhatian dari Pemkab Banyuwangi. Memasuki jilid dua kepemimpinnya, Bupati Anas menggalakkan pelayanan terhadap warga secara cepat. Ia memiliki SOP (Standard opational system) tersendiri untuk merespon setiap aduan warga, terutama tentang warga miskin yang sakit. “SOP-nya 4 jam semua laporan harus segera ditangani,” ungkapnya.

Laporan dari warga tersebut, bisa melalui aduan langsung, lewat media sosial maupun SMS center. Laporan itu, lantas didistribusikan ke instansi yang terkait. Seperti pihak Kecamatan maupun puskesmas untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Namun, saat ini, ujar Anas, Pemkab Banyuwangi tidak hanya menunggu laporan dari warga. Ia bekerjasama dengan semua kepala desa se-Banyuwangi untuk tiap saat melakukan pengecekan kepada warganya yang menderita sakit untuk segera mendapatkan pelayanan. “Kita tambah dana transfer ke desa sebesar Rp 10 miliar. Jadi tidak ada alasan lagi bagi pemerintah desa untuk tidak memberikan pelayanan kepada warganya yang miskin dan sakit,” terangnya.

Tak hanya itu, Pemkab Banyuwangi juga bersinergi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Banyuwangi. “Kadang pihak keluarga libur kerja karena menunggui yang sakit. Tentu, pemerintah sulit untuk memenuhi kebutuhan makan dan transportasi ini. Pertanggungjawaban administratifnya yang sulit. Maka, kami menggandeng Baznas untuk bisa mengcover bantuan yang demikian,” papar Anas.

Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga bekerjasama dengan rumah sakit di seluruh Banyuwangi untuk pengobatan bagi warga miskin yang sakit.

(MH/MH)
  1. Layanan Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA