"Sedang dibikinkan konsepnya. Ini bukan soal diskriminasi atau mengotakkan perempuan lho," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi terus berekspansi mengembangkan wisatanya. Saat ini, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa tersebut sedang menyiapkan wisata pantai khusus kaum hawa (beach club for women). Destinasi anyar ini dikembangkan di kawasan Pantai Pulau Pandanan yang terletak di sisi selatan Pulau Santen, di timur kota Banyuwangi.
"Sedang dibikinkan konsepnya. Ini bukan soal diskriminasi atau mengotakkan perempuan lho. Ini bicara aspek pemasaran, karena prospek pasar wisatawan perempuan secara tren dunia memang terus meningkat. Di Indonesia juga ada lebih dari 120 juta perempuan, dan dari jumlah itu ada yang memang butuh destinasi di mana dia bisa nyaman berekspresi, punya privasi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mengunjungi calon destinasi tersebut.
Dari aspek pasar, perempuan punya kekuatan luar biasa. Perempuan sangat memengaruhi keputusan kelompok dan keluarganya dalam berbelanja berbagai hal, dari membeli makanan, mobil, sampai berwisata.
"Ada riset yang menunjukkan bahwa perempuan di seluruh dunia ini memegang kontrol atas belanja hingga USD 18 triliun. Contoh simpelnya, kenyataannya kalau Anda suami, kalau mau beli barang kanpasti selalu minta persetujuan istri," ujarnya.
"Intinya, kalau sudah bisa menggaet kaum perempuan, satu keluarga dan grup bisa ikut semua. Dan itu yang kami harapkan karena family tourism dampaknya besar. Belanja family tourism lima kali lebih besar daripada wisatawan individu," lanjut Anas.
Anas menambahkan, pasar wisatawan perempuan sudah digarap serius di banyak negara. Model promosi pariwisata pun berubah menjadi sangat spesifik. "Thailand misalnya bikin skema khusus Women’s Journey.Bulan Agustus di sana ditetapkan sebagai bulan untuk wisatawan perempuan. Club beach khusus perempuan juga banyak laris di negara lain. Kebetulan di Indonesia setahu saya belum ada," ujar dia.
Pulau Pandanan yang bakal dijadikan destinasi khusus perempuan dan anak, sambung Anas, memiliki savana atau hamparan rumput luas yang juga banyak ditumbuhi pepohonan. Destinasi ini berhadapan langsung dengan pantai Selat Bali. Rindangnya pepohonan dan semilir angin laut membuat pulau ini cocok untuk bersantai.
Di kawasan seluas 7 hektar tersebut akan dibangun fasilitas hiburan, kolam renang, olahraga, mainan anak-anak, dan fasilitas lainnya secara bertahap. "Anak-anak nanti bisa bermain-main di lapangan terbuka, sementara ibunya menikmati fasilitas lainnya. Ini adalah bagian dari pengembangan wisata keluarga," kata Anas.
Akan dibuat sejumlah kluster di pantai tersebut, yaitu permainan anak-anak, kolam renang kawasan olahraga, dan kuliner. Selain itu, ada zona untuk perempuan memanjakan diri, seperti yoga dan menikmati pantai dengan privasi terjamin.
"Nanti disediakan tempat untuk laki-laki yang menunggu istri dan anaknya. Di waktu-waktu tertentu, akan ada gebyar diskon, karena diskon ini efektif untuk menarik perhatian konsumen perempuan," kata Anas.
Anas menambahkan, pengelolaan pantai ini tetap melibatkan warga setempat. Dengan sentuhan pemerintah daerah, destinasi ini diyakini menjadi lebih baik. Seperti di Pantai Pulau Merah yang marak dikunjungi wisatawan setelah mendapat sentuhan. "Dulu sangat sedikit yang mau lihat Pulau Merah. Sekarang semua orang ke sana," ujarnya memungkasi.