Di Banyuwangi sendiri sempat ditemukan 5 orang diduga mengidap difteri. Namun akhirnya dinyatakan negatif.
Merdeka.com, Banyuwangi - Meski tidak ditemukan warganya positif difteri, Pemkab Banyuwangi tetap menyelenggarakan Outbreak Response Immunization (ORI). Penyuntikan vaksin difteri tanpa melihat histori imunisasi sebelumnya itu menyasar masyarakat usia 19 tahun ke bawah, yang berarti balita hingga usia kuliah.
Kepada Merdeka Banyuwangi, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan Banyuwangi mengikuti status Jawa Timur, yakni Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. Belasan daerah di Jawa Timur, termasuk Jember dan Probolinggo, telah ditemukan kasus positif difteri.
"Dalam penetapan KLB ini dalam lingkup provinsi. Gubernur yang menetapkan, maka kami semua terkena konsekuensi melakukan ORI," kata Rio, sapaannya, Rabu (31/1).
Di Banyuwangi sendiri sempat ditemukan 5 orang diduga mengidap difteri. Namun akhirnya dinyatakan negatif.
Proses vaksinasi akan dilakukan 3 kali sepanjang 2018. Pelaksanaan vaksin dimulai pada Februari, Juli dan akhir 2018. Vaksin difteri ini berasal dari pemerintah pusat. Para tenaga medis ini akan mendatangi kampus dan sekolah-sekolah di Banyuwangi.
"Kami mendayagunakan tenaga yang ada di puskesmas," katanya.
Dia menjelaskan difteri adalah kuman atau bakteri yang dikeluarkan ludah di selaput tenggorokan. Kalau lendir ini meluas, bisa menghalangi saluran pernapasan. Rio mengimbau agar masyarakat Banyuwangi selalu waspada pada penyakit menular ini.
"Kalau ada anggota keluarga yang panas, nyeri di tenggorokan, segera diperiksakan di puskesmas, " katanya.