1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Melihat produksi umpan udang buatan berbahan kayu warga Kalipuro

"Butuh waktu tiga hari selesai sampai finish, itu seratus. Proses ngerampelas (menghaluskan) paling lama, butuh ketelatenan," kata Mochammad.

Umpan udang buatan berbahan kayu. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 21 September 2016 17:29

Merdeka.com, Banyuwangi - Bagi pencinta memancing di laut tentu sudah tidak asing dengan umpan udang berbahan kayu. Bentuknya yang warna-warni dan mirip udang dalam keadaan beku, ternyata mampu membuat jenis ikan cumi-cumi lapar saat melihatnya tenggelam di lautan.

Umpan alternatif inilah yang diproduksi oleh warga Desa Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Dalam tiga hari, rata-rata para pekerja di rumah produksi Laros 97 ini mampu membuat 100 umpan udang dengan proses cukup rumit.

Waktu tiga hari ini, dimulai dari pemotongan kayu jenis bintaos, mengukir kayu agar menyerupai bentuk udang, penghalusan dengan amplas, hingga proses finishing; menambal, memberi pemberat dan kawat pengait senar serta mengecat sampai proses pengeringan.

"Butuh waktu tiga hari selesai sampai finish, itu seratus. Proses ngerampelas (menghaluskan) paling lama, butuh ketelatenan. Setelah itu dikasih pemberat, timah," ujar Mochamad Suro, pekerja bagian finishing kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (21/9).

Suro menjelaskan, penggunaan kayu bintaos karena memiliki karakter empuk saat diukir, ringan, padat dan berserat sejajar. Biasanya, rumah produksi Laros 97 menjual umpan udang buatan ini sampai ke luar kota dan provinsi.

"Kami kerjanya kan borongan. Ada yang pesan 2000 biji, 6000 sampai 7000 biji. Tergantung pesanan. Ada yang dikirim ke Lombok, Surabaya, Jakarta dan Sulawesi," katanya.

Sementara itu, Amirul Ikhsan, pekerja bagian finishing, mengatakan saat ini ada 7 pekerja membuat umpan udang buatan ini. Semua memegang tugas berbeda-beda.

"Ada yang bagian menambal bagian berlubang saja (ndempol), bagian penghalus, ngecat, kalau saya bagian pewarnaan dasarnya," katanya sambil bekerja memberi warna dasar.

Sebelum dicat warna-warni, umpan udang buatan ini terlebih dahulu diberi cat dasar berwarna putih. Prosesnya dengan cara dicelupkan ke dalam cat lalu dikeringkan.

"Kalau sudah kering, setiap dua puluh menit dicelupkan lagi sampai tujuh kali. Tujuannya biar tebal cat dasarnya, baru dicat warna-warni," kata Ikhsan.

Soal harga, umpan udang buatan ini bila dijual ke pasaran sebesar Rp 3.500 sampai Rp 11 ribu. "Kami memang fokus hanya membuat umpan cumi. Kalau harga menyesuaikan jumlah pesanan. Kalau sudah di pasaran segitu harganya," ujarnya.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA