1. BANYUWANGI
  2. GAYA HIDUP

Warkop DKI Reborn jadi favorit penonton di Banyuwangi

"Nggak nyangka konyol abis. Sampe ngakak semua tuh tadi satu studio," ujar salah satu pengunjung, Rahma.

Penonton Warkop DKI Reborn. ©2016 Merdeka.com Reporter : Suci Rachmaningtyas | Rabu, 21 September 2016 13:14

Merdeka.com, Banyuwangi - Sejak dirilis, Film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! (Part 1) menjadi jawara dalam kancah perfilman tanah air dengan total 4.687.720 penonton. Film garapan Anggy Umbara tersebut mampu menyalip ketenaran film drama Ada Apa Dengan Cinta? 2 dengan total 3.665.509 penonton pada tahun ini.

Tak hanya di kota besar, film yang kembali menayangkan ketenaran Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro) pada era 80 hingga 90-an tersebut juga merajai sejumlah bioskop di daerah. Seperti di Banyuwangi, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! (Part 1) dipenuhi pengunjung hingga 10 hari pemutaran.

"Yang mesti penuh itu malam hari, dua studio full terus selama 10 hari," kata petugas tiket New Star Cineplex Banyuwangi, Linda, Selasa (20/9).

Film berdurasi 95 menit tersebut menceritakan kisah Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian) dan Indro (Tora Sudiro) yang kembali beraksi di tengah hiruk pikuk kota DKI Jakarta. Dalam film Warkop DKI Reborn kali ini, mereka berperan sebagai personel sebuah Lembaga Swasta yang bernama CHIPS (Cara Hebat Ikut-ikutan Penanggulangan Sosial).

Walaupun dipenuhi semangat yang menggelora dalam menjalankan tugas untuk melayani masyarakat, namun kekacauan dan huru-hara selalu mereka timbulkan akibat aksi konyol yang selalu mengocok perut.

"Nggak nyangka konyol abis. Sampe ngakak semua tuh tadi satu studio. Keren lah akting mereka, nyaris mirip sama DKI yang dulu," ujar salah satu pengunjung, Rahma.

Selain menyuguhkan genre komedi yang mengocok perut, beberapa scene Warkop DKI Reborn sekaligus menampilkan satire dalam sebuah guyonan. Tuaian sindiran tersebut beberapa kali terlihat pada beberapa dialog sebagai kritik sosial terhadap bangsa Indonesia.

Kritik sosial pada Warkop DKI Reborn menyinggung kasus besar seperti proyek korupsi Hambalang, pupusnya kepercayaan rakyat pada wakil negara, banyaknya oranisasi masyarakat (ormas) yang tak berpihak pada rakyat, hingga persoalan kebakaran hutan yang terjadi belakangan ini.




 

(FF/SR)
  1. Film
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA