1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Musim ikan tiba, nelayan Pulau Santen panen puluhan ton ikan teri

Saat musim ramai seperti ini, Musa mengatakan setiap nelayan rata-rata mendapatkan uang antara Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta per hari.

Arif dibantu istrinya sedang menjemur ikan teri hasil tangkapannya. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 20 April 2017 12:03

Merdeka.com, Banyuwangi - Nelayan Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kabupaten Banyuwangi sudah lima hari ini panen raya ikan jenis teri. Sebelumnya sudah hampir satu tahun ikan teri tidak pernah keluar. "Ikan sepi sudah lima bulanan. Kalau ikan teri sudah satu tahunan, baru muncul lagi sekarang," ujar Arif (30) nelayan jaring tarik Pulau Santen, kepada Merdeka Banyuwangi.

Arif mengatakan, saat ini setiap nelayan menebar jaring bisa mendapatkan ikan hingga 1,5 ton. Sementara saat musim sepi, nelayan biasanya hanya mendapat 15-30 kilogram. "Kadang malah enggak dapat ikan sama sekali," ujarnya.

Nelayan Pulau Santen mayoritas menggunakan alat tangkap jaring tarik. Butuh sekitar 8 orang untuk menarik jaring sepanjang antara 400-500 meter dari tepian. "Khasnya di sini pakai jaring tarik. Kalau nelayannya ada 40 orang," ujar pria yang sudah menjadi nelayan sejak 15 tahun lalu.

Nelayan Pulau Santen mulai mencari ikan sejak pukul 05.00 WIB dan akan terus mencari selama ikan sedang ramai seperti saat ini. Puluhan ton ikan teri yang didapat nelayan, kemudian dijual dengan kondisi basah. Sebagian ada yang dijual dalam kondisi kering. Satu kilogram ikan teri basah laku dengan harga Rp 5 ribu. Sedangkan ikan teri kering seharga Rp 20 ribu.

"Ada yang dijual basah, sampai truk-trukan yang dibawa. Ada yang di asin juga. Kalau ikan teri kering pernah anjlok Rp 2500, kalau mahal bisa sampai Rp 10 ribu," ujar Musa (46) nelayan jaring tarik lainnya.

Saat ikan di Pulau Santen sedang ramai, nelayan-nelayan dari pantai tetangga seperti Pantai Cemara dan Pakis. Budaya saling memberi tahu nelayan tetangga bila sedang ramai ikan memang sudah dilakukan turun-temurun.

"Kebetulan yang ramai ikan cuma di sini. Seperti di Pantai Pakis dan Cemara masih sepi ikan. Nelayannya mulai kemarin ya nyari ke sini dan kami tidak masalah, sejak dulu saling membantu. Kalau di sana yang ramai gantian kami yang ke sana," jelasnya.

Nelayan Pulau Santen panen ikan teri
© 2017 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab

Hingga sore hari, puluhan Nelayan Pulau Santen terlihat sibuk mengangkut ikan untuk ditimbang. Puluhan karung berisi ikan teri antre ditimbang satu per satu. Ada juga yang sibuk mengurus jemuran ikan dan masih mencari ikan.

Nelayan Pulau Santen sejak dulu menggunakan jaring tarik di tepian karena di tengah laut banyak terdapat karang yang beresiko merusak jaring. "Kalau orang sini menunggu ikan menepi karena di tengah banyak kerang. Beda dengan nelayan Muncar yang langsung mencari ikan ke tengah," kata Arif.

Saat musim ramai seperti ini, Musa mengatakan setiap nelayan rata-rata mendapatkan uang antara Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta per harinya. Musa sendiri hari ini berhasil mendapatkan ikan 80 kilogram.

Sebelumnya selama satu tahun ikan di Pulau Santen Sepi, Musa dan nelayan lain memilih bertahan karena masih bisa mencari kerang, udang dan kijing di sungai. "Setahun kemarin sepi. Kami tetap bertahan jadi nelayan, pokoknya tidak malas itu saja. Di sungai itu, nyari kijing sebentar saja bisa dapat uang Rp 30 ribu," ujarnya.

Selain itu, nelayan Pulau Santen juga mendapat pemasukan dengan pembukaan kawasan wisata baru Pantai Syariah di sana. Meski ada pantai khusus perempuan, nelayan masih diperbolehkan mencari ikan di kawasan tersebut. "Tetap dibolehkan, dari dulu nyarinya juga di sana. Yang penting tidak membuang sampah, itu saja," kata dia.

Sebagai wujud syukur kepada Tuhan agar selalu diberi ikan yang melimpah, nelayan Pulau Santen rutin menyelenggarakan upacara petik laut pada Bulan Suro sesuai penanggalan Jawa.

(FF/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Perikanan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA