1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Nelayan Bangsring, peringati kemerdekaan di pulau tak berpenghuni

Saat prosesi upacara berlangsung, para nelayan bersama pemuda membentangkan bendera merah putih sepanjang 72 meter

Upacara bendera di Pulau Tabuhan. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 17 Agustus 2017 16:10

Merdeka.com, Banyuwangi - Memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72, Kelompok Nelayan Samudera Bakti Bangsring Underwater, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih di Pulau Tabuhan. Sebuah pulau yang tidak berpenghuni.

Tidak hanya nelayan, upacara pengibaran bendera diikuti oleh 100 pemuda antara lain upacara juga diikuti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Mahasiswa Universitas Brawijaya.

"Upacara di Pulau Tabuhan rutin kami lakukan setiap memperingati hari kemerdekaan, ini sudah kali keempatnya," terang Ikhwan Arief, Ketua Kelompok Nelayan Bangsring kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (17/8).

Saat prosesi upacara berlangsung, para nelayan bersama pemuda membentangkan bendera merah putih sepanjang 72 meter. Kemudian ada 17 tiang bendera yang berkibar di Pulau Tabuhan. Sementara itu, peserta upacara berbaris di tepi laut sedalam rata-rata setengah badan menghadap bendera di Pulau Tabuhan.

Saat semua pada posisi hormat, lagu Indonesia Raya bersama-sama dinyanyikan dengan khidmat. Seraya memekikkan kata "merdeka" setelah mengenang perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan.

Pulau Tabuhan dengan luas 5 hektare ini, juga pernah menjadi benteng pertahanan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat Agresi Militer II.
Meski tidak berpenghuni, para nelayan Bangsring telah sepakat menjaga Pulau Tabuhan dari pencurian pohon hias sentigi, pasir dan karang. Serta mengawasi agar tidak terjadi penangkapan ikan dengan potasium.

"Upaya rehabilitasi darat dan laut juga kami lakukan, mulai transplantasi terumbu karang. Serta menjaga vegetasi pantai dengan penanaman kelapa dan cemara udang," terangnya.

Usai pasukan upacara dibubarkan, nelayan bersama pemuda kemudian melakukan transplantasi terumbu karang di dasar laut tepi Pulau Tabuhan. Kali ini, ada 45 bibit karang yang ditanam untuk menjaga ekosistem biota laut.

Setelah itu, para nelayan bersama pemuda membawa bentangan bendera merah putih sepanjang 72 meter ke laut sekitar Pulau Tabuhan. Berjalan beriringan menuju ke tengah hingga bisa menenggelamkan bendera ke dasar, baru kemudian diangkat lagi.

"Ini merupakan bentuk syukur nelayan dan menghargai laut Indonesia. Kami hidup dari laut, maka juga wajib menjaganya," jelas ketua kelompok nelayan yang baru saja mendapatkan penghargaan Kalpataru ini.

Sebelum kembali ke ujung Pulau Jawa, Banyuwangi, para peserta juga melakukan bersih-bersih Pulau Tabuhan. Upaya bersih pantai hingga konservasi biota laut, kata Ikhwan telah konsisten dilakukan nelayan selama 10 tahun.

Tsani Rosyada, salah satu peserta sekaligus Koordinator IPNU mengaku bangga bisa berpartisipasi memperingati hari kemerdekaan bersama nelayan. Bahkan, Rosyada bersama 60 teman IPNU pada malam hari kemerdekaan, menginap di Pulau Tabuhan.

"Tadi malam kami menggelar doa bersama di sini, ditujukan kepada para pahlawan dan bangsa Indonesia. Sekaligus melakukan refleksi kebangsaan," jelasnya.

(FF/MUA)
  1. Hari Kemerdekaan RI
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA