Pembentukan Tim SAR Terpadu diharapkan bisa memberi respons cepat untuk menangani korban kecelakaan laut di Selat Bali.
Merdeka.com, Banyuwangi - Untuk menekan angka korban kecelakaan laut di Selat Bali, sejumlah instansi otoritas pelabuhan dan keamanan membentuk Integrated Rescue Tim (IRT) atau Tim SAR Terpadu. Tim ini terbentuk dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), ASDP Ketapang, Lanal Banyuwangi, Polres Banyuwangi, KPLP dan Basarnas.
Pembentukan Tim SAR Terpadu diharapkan bisa memberi respons cepat untuk menangani korban kecelakaan laut di Selat Bali. Laut Selat Bali, dikenal memiliki arus yang sangat deras. Hal ini membuat potensi kerawanan kecelakaan transportasi laut juga tinggi. Apalagi Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, merupakan salah satu transportasi laut terpadat di Indonesia.
"Keberadaan Pos SAR Terpadu untuk memberikan respon yang cepat, tepat dan akurat dalam melakukan pertolongan korban kecelakaan laut,” ujar Kepala KSOP Tanjungwangi, Ogan Sugiana usai meresmikan Pos IRT yang berada di depan Pelabuhan ASDP Ketapang, Rabu (1/2).
Ogan Sugiana mengatakan perlengkapan di Pos IRT Ketapang telah didukung dari armada kapal milik TNI AL, Satpolair, Polres Banyuwangi, KPLP, KSOP dan Basarnas. Totalnya ada tujuh armada kapal. Semua selalu siaga di Pelabuhan Ketapang untuk pelayanan pertolongan cepat.
“Pos SAR Ketapang memang berada di Pelabuhan ASDP. Wilayah tugasnya mencakup kawasan perairan Selat Bali, jadi tidak terbatas di area Pelabuhan Ketapang,” jelasnya.
Dalam peresmian Pos IRT, diawali apel gabungan di Pelabuhan ASDP. Ogan Sugiana memimpin pemotongan pita Pos SAR Terpadu didampingi Manager ASDP Yusuf Hadi, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi (KPT) AKP Sudarmaji, Kasatpolair Polres Banyuwangi AKP Subandi, perwakilan TNI AL, serta Basarnas.
Usai peresmian Pos IRT Ketapang, ketujuh armada kapal yang siap siaga coba memperagakan proses tanggap penyelamatan korban kecelakaan di Selat Bali.
Kasatpolair AKP Subandi menjelaskan, inisiatif pembentukan Pos IRT, berkaca dari kasus kecelakaan KMP Rafelia II pada Maret 2016 lalu. Kecepatan dalam penyelamatan korban kecelakaan sangat menentukan dalam menekan adanya korban jiwa.
“IRT menjadi wadah koordinasi dalam pertolongan dini laka laut. Sebelum SAR gabungan melakukan operasi penyelamatan dibutuhkan pembagian kerja yang jelas sehingga upaya penyelamatan berjalan cepat, tepat dan akurat,” katanya.