Program Mo Duit salah satunya dengan memberikan pelayanan Puskesmas keliling ke rumah-rumah warga.
Merdeka.com, Banyuwangi - Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya memacu kinerja pembangunan di bidang kesehatan. Salah satunya dengan melakukan inovasi fasilitas pelayanan kesehatan dengan sistem online melalui program Mobile, terpadu dan berbasis IT (Mo Duit).
Puskesmas yang sudah menerapkan program Mo Duit salah satunya Puskesmas Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Untuk mengapresiasi program tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Sobo untuk mengetahui langsung bagaimana fungsi sistem Mo Duit.
“Tadi ada sistem aplikasi yang namanya Mo Duit, aplikasi yang dikerjakan setingkat puskesmas tentu ini bagus, orang kota ini kan migrasinya tinggi maka dengan sistem ini posisinya di mana bisa dilihat. Harapan Pemda ke depan bukan hanya membangun rumah sakit, tetapi kita dorong juga puskesmas-puskesmas yang bermutu,” ujar Bupati Anas kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (9/11).
Kedepannya warga yang berobat tidak lagi harus ke rumah sakit. Namun cukup berobat ke puskesmas terdekat yang sudah bisa menangani 140 jenis penyakit. Tentunya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat agar bisa segera tertangani.
“Bayangkan sehari ada 150 orang yang datang ke Puskesmas ini. Kalau semua ini datang ke rumah sakit maka akan overload. Maka kita ingin revitalisasi Puskesmas, selain di sini ada Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling. Karena makna kepahlawanan ini adalah bagaimana memberikan pelayanan yang lebih prima kepada masyarakat. pelayanan bagus rakyat puas,” jelas Anas.
Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan di tingkat Puskesmas ini, Pemkab Banyuwangi juga akan membangun sarana dan prasarana yang melengkapi rumah sakit. Misalkan memberikan pelayanan rawat inap bagi Puskesmas yang belum memiliki fasilitasnya.
Sementara itu menurut Kepala Puskesmas Sobo Hanipan, program Mo Duit salah satunya dengan memberikan pelayanan Puskesmas keliling ke rumah-rumah warga. Selain melayani konsultasi, petugas juga bisa memberikan pengobatan dan perawatan langsung kepada pasien.
“Ini sudah rutin kami lakukan, minimal satu minggu sekali dengan pemeriksaan langsung ke rumah warga. Kami juga turun langsung bila ada aduan dan permintaan dari warga, biasanya bagi yang sakit dan tidak bisa datang berobat ke Puskesmas,” jelas Hanipan.
Setiap kunjungan ke lapangan, petugas akan melakukan pendataan terkait persoalan kesehatan warga melalui program Mo Duit dengan sistem geospasial. Melalui sistem geospasial tersebut, pihak Puskesmas bisa melihat sebaran penyakit kronis dan menular. Tujuannya untuk melakukan pemantauan terhadap kesehatan warga. Melalui sistem geospasial bisa dianalisa langsung apa saja kebutuhan pasien.
“Ibu hamil risiko tinggi pun akan kami data, sehingga di sistem akan muncul detail kapan harusnya ibu diperiksa rutin. Program ini sangat membantu kami dalam merencanakan program secara akurat, terjamin dan mutakhir. warga yang mengadu ke puskesmas dipastikan akan ditindaklanjuti dengan cepat. Hanya 30 menit dari pelaporan, petugas akan langsung melakukan pemeriksaan lokasi warga,” jelasnya.
Sejak menggunakan sistem ini sejak dua tahun lalu, hasilnya sudah mampu meningkatkan kesadaran warga untuk melakukan pemeriksaan secara dini. “Kunjungan pasien ke puskesmas juga meningkat. Pada 2015 ada 44.893 pasien pada 10 bulan di 2016 ini mencapai 60 ribu pasien. Menunjukkan kesadaran warga untuk melakukan pemeriksaan semakin tinggi," kata Hanipan.