Selain pernah diterjunkan di Timor Leste, Soegito juga pernah menjadi Paspampres Presiden Soeharto.
Merdeka.com, Banyuwangi - Di usianya yang ke 72 tahun, pendengaran Soegito sudah mulai menurun. Prajurit bagian medis Angkatan Darat ini sehari-hari masih menyibukan diri berkebun di belakang rumahnya. Pada tahun 1975, Soegitu pernah diterjunkan ke Kota Dili, Timor Leste, untuk melakukan agresi melawan kelompok Fretelin.
“Tapi meskipun bagian medis, saya juga bawa senjata buat jaga-jaga. Ini bagian kaki pernah kena ranjau,” ujar Soegito kepada Merdeka Banyuwangi di rumahnya, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (9/11).
Masa-masa perjuangan Soegito dia tunjukan dalam dokumentasi foto. Beberapa diantaranya ketika berada di Timor Leste. Termasuk foto ketika Soegito terkena ranjau di bagian kaki kirinya. “Sekarang sudah enggak boleh menyuntik lagi. Kalau macul (mencangkul) boleh, “ ujar Soegito sambil tertawa.
Selain pernah diterjunkan di Timor Leste, Soegito juga pernah menjadi Paspampres Presiden Soeharto. Untuk mengingatkan kenangan tersebut, dia menunjukkan beberapa lembar foto saat menjaga rumah presiden di Cendana. Soegito pensiun pada tahun 1990 saat dinas di Kodim Banyuwangi dengan pangkat terakhir kopral.
Cerita semasa menjadi prajurit tidak hanya didokumentasikan ke dalam sebuah foto. Selama dinas sampai pensiun, Soegito memiliki hobi melukis. Salah satu lukisannya dia gantung di ruang tamu rumahnya. Dia menjelaskan lukisan tersebut bercerita tentang perjuangan prajurit dalam perang kemerdekaan. “Ini lukisan cerita perjuangan. Saat masih dinas juga sudah melukis,” jelasnya.
Saat ini, selain menyibukan diri dengan aktivitas mencangkul, Soegito juga melanjutkan kebiasaannya membersihkan jalan-jalan di samping gang-gang rumahnya, merapikan tanaman dan membuat papan nama jalan di sekitar rumahnya. Aktivitas ini sudah ia lakukan sejak tahun 1982. hal itu ia lakukan semata-mata karena ingin menyempurnakan ibadahnya. “Ingin cari pahala karena saya seorang prajurit yang sudah di kampung. Ya membersihkan mushola, membersihkan jalan-jalan,” ujar Soegito.
Saat ditemui, Soegito tampak ditemani istrinya yang bernama Masunah. Berulangkali Masunah yang duduk di sampingya harus membantu menjelaskan dengan keras di samping telinga Soegito. “Pendengarannya sudah menurun, jadi harus kencang kalau ngomong,” kata dia.
Mengetahui hal tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang juga menyempatkan mengunjungi rumah Soegito mengatakan akan memberi bantuan berupa alat bantu pendengaran. “Nanti akan dikasih alat bantu pendengaran. Dia luar biasa meskipun sudah kena penyakit stroke tapi masih aktif bekerja,” ujar Anas.