Dengan penyerapan harga gabah oleh Bulog, petani minimal mendapat harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp 3.700 per kilogram gabah kering panen
Merdeka.com, Banyuwangi - Tim lintas elemen di Kabupaten Banyuwangi terus mendorong penyerapan gabah petani di Kabupaten Banyuwangi oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Program Serap Gabah Petani atau Sergap digarap bersama oleh petugas penyuluh pertanian, TNI AD, dan pemerintah kabupaten melalui dinas, kecamatan, dan satuan kerja terkait.
"Dengan mendorong penyerapan gabah oleh Bulog ini, kami harapkan bisa menghindarkan petani dari kejatuhan harga, terutama nantinya pas puncak panen raya," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Dengan penyerapan harga gabah oleh Bulog, petani minimal mendapat harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp 3.700 per kilogram gabah kering panen (GKP). "Di Banyuwangi, Bulog sudah membeli di atas harga itu, juga fleksibel sesuai kadar airnya. Ini merupakan sinergi bersama yang terus dibina dengan Bulog. Selain penyerapan gabah, Bulog kami sinergikan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan gabungan kelompok tani untuk saling mendukung pasokan bahan pangan murah bagi warga," kata Anas.
Hingga 26 Maret 2017, data Bulog Sub Divre Banyuwangi menyebutkan, penyerapan gabah petani telah mencapai 17.038 ton gabah petani atau setara 8.196 ton beras.
Kepala Bulog Sub Divre Banyuwangi N. Gunadharma mengatakan, Bulog telah melakukan penyerapan gabah petani sejak awal bulan Januari lalu. “Saat ini di Banyuwangi belum memasuki panen raya, jadi titik-titik panen petani belum merata. Tapi tim kami terus terjun ke lapangan untuk mencari lokasi-lokasi yang sudah memasuki panen untuk membeli gabah dari petani,” kata pria yang akrab disapa Awang.
Awang mengatakan, Bulog pada tahun 2017 ini menargetkan mampu menyerap gabah petani sebanyak 105.500 ton gabah kering atau dalam bentuk beras sebanyak 67.050 ton beras. Awang pun optimis jumlah tersebut akan tercapai bahkan bisa terlampaui.
“Tahun lalu kami bisa melampaui target penyerapan gabah petani dari 55 ribu ton beras mencapai 63 ribu ton. Makanya tahun ini kami juga berkeyakinan bisa melampaui target 67.050 ton beras. Penyerapan gabah akan kami maksimalkan saat panen raya nanti,” ujar Awang.
Awang menambahkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dari petani sesuai Inpres Nomor 5 tahun 2015 adalah sebesar 3700. Tapi selama ini pihaknya membeli gabah dari petani lebih tinggi dari HPP tersebut, yakni seharga Rp 3.800 per kilogram. “Selama ini gabah yang kami beli dari petani kualitasnya baik. Harga kami naikkan untuk memberikan harga terbaik bagi petani dan ingin bersaing dengan harga yang ada di pasar,” ujarnya
Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan menambahkan, sampai akhir Maret 2017 jumlah luas panen padi masyarakat seluas 32.746 hektare. Jumlah produksinya mencapai 223.093 ton gabah kering. "Sampai saat ini jumlah beras yang diserap oleh Bulog sebanyak 16,14 persen dari total target serapan gabah Bulog,” kata Arief.
Arif juga berharap agar jumlah serapan beras Bulog dari petani bisa terus ditingkatkan. Karena surplus beras Banyuwangi cukup tinggi. Pada tahun 2016 lalu jumlah produksi beras Banyuwangi sebanyak 790.623 ton gabah atau setara 499.673 ton beras. Sedangkan jumlah konsumsi masyarakat 143.710 ton. “Surplusnya mencapai 300 ribu ton lebih, sebagiannya dibawa keluar Banyuwangi,” kata Arif.