Alasan dipilihnya tukang rongsok, karena mereka memiliki jangkauan luas hingga ke desa dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, gencar mengkampanyekan konsumsi garam beryodium kepada masyarakat dengan slogan Jangan Asal Asin. Agar kampanye tepat sasaran, dipilih 90 tukang rongsok keliling yang bertugas sebagai Pasukan Sepeda Garam.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, secara simbolik melepas Pasukan Sepeda Garam ini di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi. “Ini adalah edukasi kepada masyarakat, agar mempunyai kesadaran saat mengkonsumsi garam. Jangan yang penting rasanya asin saja, tapi juga harus tahu ada atau tidaknya kandungan yodiumnya. Garam beryodium sangat penting bagi kesehatan dan kecerdasan, khususnya bagi anak-anak di masa pertumbuhan,” kata Dani, sapaan akrab istri Bupati Banyuwangi.
Pasukan Sepeda Garam ini, mengenakan seragam lengkap dan topi. Sebagai identitas bahwa mereka adalah agen resmi promosi garam beryodium. Pada kendaraan juga dilengkapi tobos (keranjang) yang dibranding dengan tulisan Kampanye Jangan Asal Asin. Tak lupa, pasukan ini juga dibekali satu bal garam dan botol isi larutan penguji yodium.
Dani mengatakan alasan dipilihnya tukang rongsok sebagai agen kampanye, karena mereka memiliki jangkauan luas hingga ke desa-desa dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Selama ini, ketika mendapat barang bekas dari masyarakat, mereka sering menukarnya dengan garam krosok (kasar). Padahal, sering kali garam yang menjadi alat penukar tersebut tidak beryodium. “Para tukang rongsok ini nanti biasa menukarkan barang bekas dengan garam beryodium,” ujarnya.
Sebelumnya Pasukan Sepeda Garam telah dibekali pengetahuan tentang pentingnya garam beryodium. “Nantinya sambil bekerja, para penyari rongsokan ini akan mensosialisasikan pentingnya garam ke pelanggan mereka,” kata Dani.
Sementara itu, menurut Kepala Dinkes Banyuwangi, Wiji Lestariono program ini sebagai antisipasi adanya produk garam palsu. Dari hasil survei Dinas Perindustrian dan Perdagangan bersama Dinkes, ditemukan sekitar 70 persen produk garam palsu tidak beryodium beredar di pasaran.
Garam palsu ini berlabel mengandung yodium, tapi nyatanya tidak. Garam palsu tidak beryodium ditemukan di beberapa wilayah seperti di Kecamatan Licin, Glagah dan Kalipuro. “Dengan kampanye ini, kami ingin masyarakat lebih berhati-hati saat membeli garam,” ujar Wiji.
Dokter yang akrab disapa Rio ini menjelaskan, garam beryodium memiliki banyak manfaat bagi tubuh, yaitu mencegah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) seperti pembesaran kelenjar gondok, terhambatnya pertumbuhan (pendek, cebol), gangguan perkembangan mental hingga menyebabkan keguguran dan kematian bayi dalam kandungan. “Para tukang rongsok ini sudah kami edukasi beberapa tentang garam beryodium. Mulai dari efek negatif jika mengonsumsi garam tidak beryodium hingga manfaat garam beryodium. Dalam aksinya nanti, mereka juga kami lengkapi dengan brosur seputar informasi tersebut,” kata Rio.