1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Penasaran kehidupan nemo, nelayan Banyuwangi lakukan pengamatan selama 48 jam

Tujuan pengamatan adalah belajar bersama nelayan mengenai tingkah laku nemo. Selain itu juga memahami sensitivitas nemo .

Pengamatan ikan nemo dan bunga karang oleh nelayan Banyuwangi . ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 05 April 2018 18:13

Merdeka.com, Banyuwangi - Terdorong rasa penasaran akan kehidupan ikan nemo di dasar laut, Kelompok Nelayan Samudera Bakti, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar pengamatan di wilayah konservasi laut yang mereka kelola selama 48 jam. Dengan pendampingan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang, secara bergantian 96 nelayan menyelam, masing-masing selama setengah jam.

Mahasiswa FKIP UB sebanyak 48 orang berlaku sebagai pendamping, masing-masing menyelam selama 1 jam bergantian. Area pengamatan mereka merupakan dua bunga karang di satu titik, dari 9 titik bunga karang di area konservasi Laut Bangsring, seluas 15 hektare.

Penelitian dilakukan selama 3 hari dari hari Rabu (4/4) pukul 10 pagi hingga Jumat (6/4) pukul 10 pagi.

Dosen FKIP UB Dewa Gede Raka Wiadnya mengatakan tujuan pengamatan adalah belajar bersama nelayan mengenai tingkah laku nemo. Selain itu juga memahami sensitivitas nemo tanpa adanya bunga karang.

"Bunga karang memiliki sengatan racun, nemo bisa menawar racunnya itu. Ikan lain kalau masuk bunga karang itu akan tersengat," kata Gede kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (5/4).

Maka ketergantungan nemo pada bunga karang sangat tinggi, sebagai rumah sekaligus pelindung dari ikan pemangsanya. Dari pengamatan itu juga, terlihat nemo tidak akan berpindah dari satu bunga karang ke bunga karang lain bila jaraknya terlalu jauh, lebih dari 1,5 meter.

Gede mengatakan, siang ataupun malam, sepanjang hidup nemo tidak pernah meninggalkan bunga karang.

Siang hari ada satu induk betina nemo dan 2 anakan di salah satu bunga karang yang diamati. Sedangkan di bunga karang lain ada induk jantan, yang diperkirakan mereka semua sekeluarga. Menariknya, induk jantan berpindah dan berkumpul dengan keluarganya di malam hari.

"Sepertinya ikan nemo betina melindungi anaknya. Sedangkan nemo jantan berada di sekitarnya. Sedangkan kalau malam mereka kembali berkumpul jadi satu," kata dia.

Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Samudera Bakti Ikhwan Arief mengatakan kegiatan pengamatan nemo menjadi salah satu acara dalam rangka menyambut Hari Nelayan Nasional, Jumat (6/5). Dia mengatakan kelompok nelayan ingin membuktikan nemo ada nemo di laut mereka.

"Kita ingin mengetahui aktifitas nemo 48 jam apa saja. Data juga akan diberikan ke UB sebagai bahan penelitian," kata Ikhwan.

Karena maraknya penggunaan bom dan potasium oleh nelayan dalam penangkapan ikan, dahulu karang laut Bangsring rusak. Jangankan ikan hias seperti nemo, ikan konsumsi saja sulit dicari oleh nelayan.

Hingga tahun 2008 Kelompok Nelayan Samudera Bakti berusaha menghentikan penangkapan ikan dengan bom dan potasium. Mereka beralih ke penangkapan ikan hias dengan cara menyelam dan menangkap ikan memakai jaring kecil.

Nelayan setempat juga justru turut aktif dalam menjaga area konservasi laut dimana tidak boleh ada penangkapan ikan, penambangan pasir atau pengangkutan karang dari laut.

Dari 15 hektare kawasan konservasi laut, hanya 0,5 hektare yang benar-benar tidak tersentuh manusia. Selebihnya merupakan wilayah penyangga di mana penelitian, pemasangan apartemen ikan, hingga transplantasi karang dilakukan.

"Hadirnya ikan nemo jadi tanda kondisi wilayah laut kita membaik, karena ada anemon yang tumbuh sebagai rumah nemo," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Kota
  2. Pariwisata Pantai
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA