Terpaksa membatasi jumlah peserta untuk disesuaikan dengan kapasitas angkut perahu nelayan yang disiapkan. Pendaftaran ditutup tanggal 1 April.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi fishing festival digelar untuk pertama kalinya, di pantai Grand Watudodol (GWD) di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (7/4).
Peserta memenuhi 120 kapal nelayan yang langsung meluncur antarkan peserta ke Selat Bali utara yang menjadi spot memancing favorit. Dengan jumlah peserta 475 orang yang memancing ke tengah dan 200 orang memancing dari pinggir.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan (Disperipangan) Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo, mengatakan pihaknya terpaksa membatasi jumlah peserta untuk disesuaikan dengan kapasitas angkut perahu-perahu nelayan yang disiapkan. Saat pendaftaran ditutup tanggal 1 April, sekitar 300 orang peminat harus bersabar menunggu event tahun depan karena tidak kebagian perahu.
Hary mengatakan event lomba memancing di Selat Bali kali ini merupakan yang pertama masuk dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Kepanitiaan ditangani gabungan kelompok-kelompok nelayan untuk membuktikan sumber daya manusia (SDM) nelayan Banyuwangi yang kian hari kian terampil dan berkemampuan.
"Baru perdana ternyata animo hobi mancing luar biasa. Peserta datang dari Tangerang, Jakarta, Surabaya, Pasuruan, Sampang, Bali, Jember dan pemancing-pemancing lokal sendiri," kata Hary.
Selat Bali utara dekat Pantai GWD merupakan perbatasan laut Jawa yang berisi tidak hanya ikan pelagis, tetapi juga ikan laut dalam. Memperebutkan total hadiah Rp 10 juta ditambah doorprize, pemancing harus mendapatkan seekor ikan terberat untuk menjadi juara.
Bila yang didapat ikan konsumsi akan dilelang. Tetapi bila dalam lomba yang berakhir pukul 13.00 WIB, yang tertangkap ikan yang dilindungi seperti hiu martil atau ikan pari tertentu, akan dilepas kembali ke laut.
Nelayan juga kecipratan keuntungan dengan menyewakan perahu Rp 50 ribu per perahu, ditambah sumbangan bensin dari para peserta fishing festival.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya mengatakan festival digelar di Banyuwangi bukan semata-mata peristiwa pariwisata, melainkan juga peristiwa edukasi menjaga lingkungan.
Gelaran acara sengaja diserahkan kepada para nelayan agar mereka mampu berorganisasi, menggelar kegiatan dan paham akan pentingnya kebersihan pantai. Anas juga mengapresiasi peserta-peserta yang memang memiliki kecintaan yang besar pada kegiatan dengan kail dan umpan.
"Kalau sudah hobi enggak bisa didiskusikan ya. Orang naik gunung yang dicari apa, tidak bisa dibahas, tetapi yang suka naik gunung terus. Begitu juga memancing, ini memang harus mendapatkan tempat untuk menyalurkan hobi," kata Anas.
Sementara seorang peserta asal Surabaya, Anggara Rio (38), mengatakan banyak kawan-kawannya yang ingin mendaftar namun tidak bisa karena buru-buru tutup.
"Kami dari kelompok mancing mania Surabaya ada 8 orang. Sebenarnya ada 15 orang lagi yang berminat, tetapi pendaftaran sudah ditutup," katanya.