1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ribuan anak Banyuwangi meriahkan Festival Mainan Tradisional

Taman Blambangan berubah menjadi arena bermain yang penuh keceriaan.

©2016 Merdeka.com Reporter : Muhammad Hasits | Sabtu, 24 September 2016 12:46

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi bertabur keceriaan dengan beragam festival anak. Salah satunya Festival Mainan Anak Tradisional yang berlangsung pagi ini, Sabtu ( 24/9) di Taman Blambangan. Ribuan anak Banyuwangi kembali memainkan aneka permainan tradisional yang saat ini mulai ditinggalkan.

Pagi itu, Taman Blambangan berubah menjadi arena bermain yang penuh keceriaan. Jerit pekik ribuan anak anak yang gembira memainkan permainan egrang maupun luapan kegembiraan saat berkejaran bermain jek jek-an menjadi pemandangan yang istimewa di taman kota. Ada yang bermain congklak, hingga jedoran, tembakan dari bambu.

Merekapun melebur dalam kebersamaan, saling berinteraksi di antara teman sebaya hingga tidak peduli dengan peluh yang bertetesan. Semuanya larut dalam kegembiraan.

Salah satu peserta Festival Permainan Anak tradisional Abdul Gofar (11) siswa kelas 6 SDN 1 Srono mengaku senang bisa ikut bermain di festival ini. Dia sendiri ikut bermain gerobak sodor bersama rekan satu sekolahnya melawan tim dari sekolah lain. "Seru sekali, biarpun panas tapi seneng bisa main disini sama teman teman," ujarnya.

Pelajar lainnya, Arumaris Maulidia (9) kelas 4 SDN Penganjuran 4 juga terlihat asyik bermain congklak bersama temannya. Sang ibu Nurul Mahfudoh yang ikut mendampingi (47) mengaku senang anaknya mau bermain dakon tersebut. Sebab kalau di rumah, sang putri selalu bermain game di gadget. "Biasanya kalau pulang sekolah langsung minta tabletnya. Mudah mudahan setelah ini di rumah juga mau bermain seperti ini supaya mengurangi bermain game di tablet," harap Nurul.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan festival ini bukan sekadar ajang untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak. Namun lebih dari itu, dia ingin memberikan ruang dan halaman yang luas taman bermain bagi anak-anak Banyuwangi.

"Setidaknya ada satu hari dimana anak-anak bisa kembali pada permainan masa lalu. Lewat mainan tradisional yang cirinya banyak mengasah kreativitas dan dilakukan secara berkelompok ini, perkembangan otak kiri dan otak kanan anak-anak berusaha diseimbangkan," ujar Anas.

Selain itu, permainan tradisional juga menumbuhkan kebersamaan dalam keluarga. Untuk membuat mainan tradisional ini, seperti engrang contohnya, dapat dipastikan membutuhkan bantuan orangtua atau saudara. Berbeda dengan game modern, yang kata Anas cukup dimainkan seorang diri.

"Membuat engrang, jedoran itu cukup susah lho, si anak pasti akan meminta tolong orangtuanya untuk bersama-sama mengerjakan. Ini akan menimbulkan dialog intim antara orangtua dan anak. Mereka bisa asyik beraktivitas bersama," terang Anas.

Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono, festival mainan anak ini diikuti tak kurang 20 ribu pelajar taman kanak-kanak hingga SMP se Banyuwangi. Aneka permainan anak dimainkan pada festival yang berlangsung setiap tahun. Seperti engrang, sodor, engklek, lompat karet, congklak dan masih banyak lainnya.

"Permainan ini ada yang dilombakan misalnya saja engrang, tapi juga ada yang tidak. Intinya kami ingin mengajak semua anak untuk bermain bersama sama di even ini," kata Sulihtiyono.

(MH/MH)
  1. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA