Ajang pertemuan ini juga untuk kegiatan lomba seperti pidato Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sekitar 3.500 peserta lomba dari 110 pondok pesantren di Banyuwangi, mengukiti kegiatan lomba antar santri (Musabaqah) di Desa Krasak, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan yang diselenggarakan Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Banyuwangi ini diharapkan bisa memperkuat silaturahmi antar santri.
"Diharapkan bisa menjalin silaturahmi antar pondok pesantren. Kemudian melalui lomba ini bisa mempertahankan Semangat belajar ilmu-ilmu agama," jelas Ketua RMI NU Banyuwangi, Ahmad Munib Syafaat kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat (31/3).
Pria yang akrab dipanggil Gus Munib ini melanjutkan, kegiatan lomba akan berlangsung selama tiga hari, mulai 30 Maret sampai 1 April besok. Ribuan santri akan mengikuti 11 jenis lomba, antara lain seperti pidato bahasa Indonesia, Arab, Inggris. Kemudian jenis lomba kesehatan jasmani seperti sepak bola, voli, tenis meja dan bulu tangkis.
"Ada juga pembacaan 10 macam kitab, lomba cerpen, fashion show dan hijab modis. Ada 11 macam lomba, dan tiap item masih ada rinciannya lagi," ujar Munib.
Dia melanjutkan di Banyuwangi memiliki sekitar 300 pesantren, dari 110 pesantren yang mendaftarkan santrinya untuk ikut lomba. Panitia sempat membatasi karena keterbatasan tenaga dan hanya menyediakan 30.000 nasi bungkus selama jalannya lomba.
Munib menilai, tahun ini merupakan ajang lomba antar santri terbesar se-Indonesia dari sisi jumlah peserta. "Ini merupakan perlombaan antar santri paling besar di Indonesia. Kemarin ketika lomba tingkat Provinsi, pesertanya tak lebih dari 1.500 saja," lanjutnya.
Santri yang mengikuti lomba dipilih dengan rentang usia maksimal 22 tahun. Ini dilakukan sebagai seleksi untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi.
"Kami pilih yang muda-muda, sebagai awal seleksi kegiatan musabaqah di tingkat provinsi. Hari ini lombanya akan dilanjutkan sampai malam untuk menentukan 10 besar. Kemudian lanjut besok lagi," ujarnya.