Mereka terpaksa menunda waktu masuk sekolah telat satu hari diakibatkan banjir mencapai satu meter.
Merdeka.com, Banyuwangi - Hari pertama masuk sekolah tingkat SD hingga SMA yang berlangsung serentak mulai kemarin, Senin (18/7) tidak bisa dirasakan oleh Anak-anak SD Negeri 2 Wringinputih, Desa Wringinputih Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Hal ini terjadi akibat banjir yang menggenangi sebagian dusun dan sekolah mulai pagi sejak siang.
Kondisi tersebut membuat kepala sekolah beserta guru memutuskan untuk menunda jadwal masuk sekolah pertama menjadi hari ini. “Kemarin sudah masuk sebenarnya. Semua masuk, saya juga ada. Tapi banjir, airnya keras. Saya telpon pengawas dari UPTD Pendidikan kecamatan. Jam 8-an akhirnya saya dapat izin untuk memulangkan mereka,” ujar Jaminoto Hadi, kepala Sekolah SDN 2 Wringinputih, kepada Merdeka Banyuwangi, Selasa (19/7).
Jaminoto menambahkan, keputusan tersebut diambil karena kondisi banjir yang menenggelamkan gedung sekolahan dengan ketinggian sekitar satu meter. Meski banjir, kata dia, masih ada siswa yang berangkat sekolah.
“Kemarin banjir kan mau upacara, tapi tempatnya kan gak bisa buat upacara. Yang sempat datang kira-kira anak 17. Di jalan-jalan sudah banyak yang mau datang. Takutnya saya tiba-tiba ada air susulan yang datang,” tambahnya.
Penundaan hari pertama masuk sekolah membuat para siswa harus rela melakukan kerja bakti bersama. Para siswa bersama guru, membersihkan lumpur dan genangan air yang masih mengendap di ruang-ruang kelas sekolah.
Ketika air banjir yang menggenangi kelas sekolah sudah surut, mulai pukul 07.00 WIB, masing-masing dari para siswa ini melepas sepatu dan tas untuk dipindahkan ke tempat yang kering. Selama kerja bakti, cuaca terlihat sedang hujan.
Lokasi SDN 2 Wringinputih, memang sangat dekat dengan sumber luapan air. Kurang lebih hanya 500 meter. Banjir yang terjadi kemarin, disebabkan debit air sungai tinggi bersamaan dengan pasang air laut. Sehingga membuat 240 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Krajan, Wringinputih tergenang air kurang lebih satu meter.
Baru sekitar pukul 08.00 WIB, para siswa SDN 2 Wringinputih ini sudah terlihat memasuki kelasnya masing-masing. Meski dengan kondisi kaki tidak mengenakan sepatu.
“Hari pertama ini langsung pembelajaran. Sambil diselang-seling, pelajaran sekaligus pengenalan sekolah. Soalnya maunya orangtua yang kelas satu langsung dapat pelajaran,” ujar Jaminoto.