" Fokusnya, kami mencari resep mengelola keunggulan pariwisata dan mengemas event wisata, sehingga bisa dikenal luas,” kata Muhammad.
Merdeka.com, Banyuwangi - Geliat pariwisata di Banyuwangi, Jawa Timur, yang terus berkembang pesat selama lima tahun terakhir ini. Menarik minat daerah lain untuk belajar, seperti Kabupaten Pulau Morotai misalnya. Senin kemarin (18/7), daerah di Kepulauan Halmahera, Provinsi Maluku Utara ini datang ke Bumi Blambangan untuk belajar mengembangkan kepariwisataan daerahnya.
Staf khusus bidang pariwisata Kabupaten Pulau Morotai, Muhammad bin Taher, mengatakan Banyuwangi sangat layak menjadi jujugan daerah lain untuk belajar. Sebab, sejak dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas di Tahun 2010 silam, Banyuwangi sukses mengembangkan pariwisatanya.
“Lima tahun terakhir, kami lihat Banyuwangi telah berkembang pesat. Prestasi excellent, utamanya di bidang pariwisata banyak diberitakan media massa. Ini yang membawa kami untuk belajar langsung ke sini. Fokusnya, kami mencari resep mengelola keunggulan pariwisata dan mengemas event wisata, sehingga bisa dikenal luas,” kata Muhammad.
Dituturkan Muhammad, pihaknya ingin belajar bagaimana top leader di Tanah Blambangan ini mampu menggerakkan aparat birokratnya terjun langsung menangani puluhan event di Banyuwangi Festival (B-Fest), tanpa melibatkan Event Organizer (EO). “Kami penasaran, bagaimana antar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) saling bersinergi satu sama lain dalam penyelenggaraan Banyuwangi Festival. Saya dengar, tahun ini ada 53 event, ini bukan pekerjaan mudah. Tapi Banyuwangi mampu melakukannya dan sukses,” ucapnya.
Tak heran, Menteri Pariwisata Arief Yahya merekomendasi kami untuk datang dan belajar langsung ke Banyuwangi. “Pak menteri bilang, kalau ingin sukses menggelar festival, belajarlah ke Banyuwangi. Makanya kami mantap belajar ke Banyuwangi,” ujar Muhammad yang datang bersama 12 Kepala SKPD Kabupaten Pulau Morotai tersebut.
Kembali dia menceritakan, kedatangannya ini sekaligus untuk persiapan event Wonderful Murotai Island, yang akan digeber pada Agustus mendatang. Dan beberapa agenda B-Fest, kata dia, mirip dengan konsep yang diusung dalam kegiatan tersebut. “Bahkan kami mendapatkan ilmu baru yang mungkin bisa ditambahkan dalam festival yang telah kami agendakan. Seperti festival Kali Bersih, Bedah Rumah serta Green and Recycle Fashion,” ujar Muhammad.
Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banyuwangi, Slamet Kariyono menjelaskan, tiap event di Banyuwangi merupakan kerja bareng seluruh SKPD terkait. Tak ada ego sektoral. Karena semua sudah memiliki mind set dan tujuan yang sama, demi kemajuan the Sunrise of Java. “Kalau ada kegiatan, masing-masing SKPD sudah otomatis bergerak sesuai bidangnya. Seperti saat Internasional Tour de Banyuwangi Ijen berlangsung, jika di tempat start dan finish dibutuhkan toilet portable, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan langsung menyiapkan, begitu juga dinas-dinas yang lain. Juga akan bertindak sesuai bagiannya,” kata Slamet.
Kenapa Pemkab Banyuwangi lebih menggenjot bidang pariwisatanya? Kata Slamet, itu sengaja dilakukan karena terbukti mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen, yang di Tahun 2010 hanya mencapai Rp 20,8 juta per orang di tiap tahunnya, naik menjadi Rp 33,6 juta di Tahun 2014.
Pada 2015 pendapatan per kapitanya kembali naik ke angka Rp 38 juta per orang. Pendapatan per kapita Banyuwangi berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur yang sebelumnya selalu di atas Tanah Blambangan. “Sektor wisata juga menjadi pengungkit sektor lain seperti infrastruktur. Tahun ini, kami target pembangunan dan perbaikan jalan di sepanjang 800 kilometer. Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Di beberapa destinasi, tahun ini kami bangun dan perbaiki aksesnya seperti di Pantai Bangsring dan Teluk Hijau,” paparnya
Geliat bisnis dan pariwisata di Tanah Osing ini tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang di Tahun 2011 menjadi 110.234 penumpang di 2015. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung pada 2016 ini, ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 40.000 orang. Adapun turis domestik, Pemkab Banyuwangi menargetkan bisa menembus angka 2 juta orang. Target ini melampaui tahun lalu yang hanya 1,7 juta pengunjung. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.