"Pemkab Banyuwangi terus berupaya mememenuhi kebutuhan perawat, termasuk yang masih tenaga honorer perawat di puskesmas," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengucapkan terima kasih kepada para perawat yang selama ini bekerja keras, terutama dalam program layanan Jemput Bola Rawat Warga yang merawat warga miskin sakit di rumahnya secara berkala. Program itu telah menjangkau 2.890 warga miskin sakit.
"Para perawat mengajarkan kepada kita semua tentang arti pengabdian, menyebar inspirasi kebaikan," kata Anas saat meresmikan Gedung Sekretariat Terpadu Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Banyuwangi, Jumat (25/11).
"Pemkab Banyuwangi terus berupaya mememenuhi kebutuhan perawat, termasuk yang masih tenaga honorer perawat di puskesmas. Di Banyuwangi, bahkan sudah ada perawat yang menjadi kepala Puskesmas. Tapi tentu upaya kami itu tidak ada apa-apanya dengan jasa perawat," ujarnya.
Anas berharap, ke depan kolaborasi pemerintah daerah dan PPNI bisa semakin erat untuk meningkatkan derajat kesehatan warga. "Teman-teman perawat di lingkungan tempat tinggalnya juga bisa mensosialisasikan gaya hidup sehat," katanya.
Anas menambahkan, pihaknya juga ingin mengubah pengelolaan sektor kesehatan dari paradigma 'sakit' menjadi paradigma 'sehat'. Selama ini, pemerintah daerah lebih fokus pada penanganan orang sakit, dan di sisi lain pengelolaan orang sehat tidak optimal. Padahal, kunci pengelolaan kesehatan adalah pada peningkatan gaya hidup sehat.
"Itulah yang disebut paradigma sehat. Maka saya akan beri reward ke Puskesmas yang kunjungan sehatnya lebih tinggi daripada kunjungan sakit. Artinya, orang ke puskesmas saat sehat, dia mengecek gizinya, konsultasi sanitasi dan sebagainya. Toh juga gratis. Bukan cuma datang pas sakit," kata Anas.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Jawa Timur, Prof Dr Nursalam menyatakan, PNNI akan memfungsikan gedung baru di Banyuwangi sebagai tempat pelatihan keperawatan.
Dalam waktu dekat, PPNI juga akan menggandeng desa di Banyuwangi menggelar pelatihan basic life support. "Jadi warga di desa yang lokasinya jauh dari pusat kesehatan, bisa menolong kalau ada yang butuh pertolongan kesehatan mendadak," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, seiring pengembangan pariwisata di Banyuwangi, lulusan perawat ini bisa ditempatkan di pos kesehatan di tempat-tempat wisata.