Nizam sendirian terkunci di dalam rumah, kakaknya bermain kejar-kejaran di luar.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banjir yang terjadi di 3 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin memang tidak besar, namun menyisakan cerita heroik Reza Naisila Putri (8) saat menyelamatkan adiknya yang menyandang retradasi mental (RM) Nizam Azkar Alfarizi (4).
Sepotong kayu besar tersangkut di Sungai Sukowidi di sebelah rumah mereka, membelokkan arus deras sungai yang banjir menghantam dapur. Dapur roboh, air bercampur lumpur masuk ke rumah yang berlokasi di Lingkungan Kebon Jeruk, Kelurahan Lateng, Banyuwangi itu.
Nizam sendirian terkunci di dalam rumah, kakaknya bermain kejar-kejaran di luar. Sedangkan Sumilah (55) sang nenek, sedang ke kantor kelurahan untuk mengambil beras bantuan Rastra.
"Saya ke kelurahan, ambil uwos (beras). Kemarin airnya sampai segini," kata Sumilah sambil menunjuk lututnya, Jumat malam (16/3).
Beruntung Reza menyadari bahaya yang mengancam adiknya. Dia segera berteriak meminta bantuan. Mau menolong lewat depan pintu terkunci, lewat pintu belakang air sudah naik. "Anaknya mukul-mukul kaca sambil nangis," kata Reza menceritakan kondisi adiknya.
Ali dan Rohim, kerabat yang datang memutuskan naik, menjebol dinding anyaman bambu setinggi 3 meter. Di bawahnya ada dinding tembok, yang beruntung bisa dipanjat tanpa tangga bantuan.
Selain menyelamatkan Nizam, kedua saudara itu sempat berusaha mengamankan televisi dan kulkas meski akhirnya tetap terendam air keruh.
Setelah kejadian itu Nizam menolak pulang. Dia baru mau mendatangi rumahnya saat ada keramaian rombongan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berkunjung, keesokan harinya. Namun begitu, Sumilah, Reza, Nizam, orang tua keduanya harus menumpang ke tetangga beberapa hari hingga rumah selesai diperbaiki.
Tabung gas LPG dapur mereka hilang, perabot dapur, perlengkapan elektronik dan buku pelajaran Reza terkena lumpur.
Sungai Sukowidi meluap diduga karena berkurangnya resapan air di hulu yang disebabkan alih fungsi lahan perkebunan. Warga Sukowidi sendiri mengaku sebelumnya belum pernah terjadi luapan air di sungai kampung mereka.
Ada sekitar 116 hektare lahan perkebunan bawang putih baru yang diduga menyebabkan erosi ketika didera hujan lebat. Pengelola kebun menepis dugaan tersebut, dengan alasan telah memakai plastik penutup gundukan tanah atau mulsa yang melindungi tanah dari terpaan hujan.
Bupati Anas saat menjenguk korban banjir mengatakan akan meninjau ulang alih fungsi jenis tanaman di hulu, lereng Gunung Ijen.
"Terkait alih fungsi jenis tanaman, masih akan dicek. Bila iya, akan dikembalikan proporsinya, dikembalikan seperti di kawasan kemiringan harus tanaman keras yang bisa menahan erosi," katanya.
Secara keseluruhan banjir Kamis sore (15/3), merusak satu jembatan, plengsengan dan merobohkan dua tiang lampu jalan di Kecamatan Kalipuro. Di Kecamatan Glagah satu rumah rusak berat, dan dua di Kecamatan Banyuwangi.