Anas meminta kepada para tenaga medis saat memberikan pelayanan pengobatan juga memperkuat dalam memberikan sosialisasi tentang gaya hidup sehat.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta semua tenaga kesehatan mulai di tingkat Puskesmas hingga rumah sakit, untuk pro-aktif menyerukan gaya hidup sehat. Termasuk meminta kepada tokoh-tokoh lintas agama di Banyuwangi ikut serta menyerukan gaya hidup sehat. Hal ini perlu dilakukan untuk menekan angka orang sakit di Banyuwangi.
Anas mengatakan, selama ini sebaik apapun pelayanan kesehatan yang diberikan mulai dari upaya jemput bola, memperbaiki fasilitas kesehatan hingga menambah jumlah tenaga medis tidak akan pernah tercukupi, bila gaya hidup masyarakat yang tidak sehat tidak didorong untuk berubah.
"Selama ini anggaran kita habis untuk ngurus orang sakit. Maka upaya pencegahan ini penting," ujar Anas usai memberikan pengarahan kepada tenaga kesehatan se- Kabupaten Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (14/11)
Ke depan, Puskesmas yang mendapat penghargaan bukan hanya dari kategori banyaknya kunjungan orang sakit, namun juga tingkat kedatangan orang berkonsultasi tentang kesehatan.
"Seperti konsultasi gizi, kesehatan, karena ke depan anggaran kita tidak pernah cukup kalau ngurusin orang sakit semakin hari semakin banyak, kalau gaya hidup mereka tidak berubah," katanya.
Lebih jauh, Anas meminta kepada para tenaga medis saat memberikan pelayanan pengobatan juga memperkuat dalam memberikan sosialisasi tentang gaya hidup sehat.
Tidak hanya itu, setiap acara di Desa-desa, Anas juga meminta agar kepala Puskesmas-nya harus diberi ruang untuk sambutan. Khususnya untuk terus memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat.
"Maka ke depan sambutan di desa-desa tidak hanya sambutan kepala desa. Tapi 5-10 menit harus ada sambutan kepala Puskesmas," terangnya.
Dalam waktu dekat, Anas juga akan mengirim surat kepada tokoh-tokoh lintas agama di Banyuwangi untuk turut serta mengkampanyekan gaya hidup sehat.
"Kemudian di pengajian-pengajian Gereja, Masjid, ini akan saya kirimi surat, supaya pengkutbah-pengkutbah seperti di Masjid, Pura, Gereja menyisipkan salah satu baitnya pentingnya menjaga kesehatan," jelasnya.
Cara demikian, kata Anas akan terus dikembangkan untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat di Banyuwangi, dari paradigma sakit ke paradigma sehat.
"Ini upaya masif untuk mengubah gaya hidup, kalau perlu kami minta orang sakit untuk cerita, biar tidak terulang ke orang lain, tapi diminta kesediaannya dulu. Karena kami sudah capek, bikin rumah sakit, puskesmas, tapi dokter kurang terus kayak tadi. Kita udah tambah kurang terus tenaganya," jelasnya.
Saat ini, di Jawa Timur masih kekurangan 14.000 tenaga ahli kesehatan masyarakat yg tugasnya antara lain di promotif-preventif. Sementara rasio ideal yakni dengan perbandingan 40 ahli tenaga kesehatan untuk 100.000 penduduk.
"Maka solusinya, unit kesehatan berbasis masyarakat harus digalakkan," katanya.