1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Wakil Ketua MPR ingin tiru aplikasi penyimpanan dokumen Banyuwangi

"Tadi saya juga sudah bilang sama Sekjen MPR, mari kita tiru dan declare sistem yang bagus ini. Tidak perlu malu belajar dari bawah," kata Oesman

Wakil Ketua MPR berkunjung ke Banyuwangi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Jum'at, 25 November 2016 16:44

Merdeka.com, Banyuwangi - Masih dalam rangkaian kerjanya ke Banyuwangi, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang mengunjungi sejumlah lokasi inovasi pelayanan publik. Usai melihat dua desa Smart Kampung, Oesman menyempatkan diri meninjau Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Banyuwangi, Jumat (25/11). Di sana, Oesman kembali mengapresiasi pelayanan yang dilakukan pemkab Banyuwangi.

Di Kantor BPPT tersebut, Oesman langsung melihat bagaimana sistem perizinan dan pengaturan dokumen yang dikerjakan BPPT. Mulai dari penyerahan dokumen, proses input data secara online, hingga penyimpanan dokumen (arsip) yang sudah dilakukan secara sistematis.

"Saya terkesan sekali dengan sistem penyimpanan dokumennya (filing system). Saya jadi malu, MPR saja belum punya yang seperti ini, masa Banyuwangi sudah punya. Tadi saya juga sudah bilang sama Sekjen MPR, mari kita tiru dan declare sistem yang bagus ini. Tidak perlu malu belajar dari bawah," kata Oesman.

BPPT Banyuwangi menerapkan seluruh dokumen yang masuk disimpan dan didaftar secara rinci dengan menggunakan sistem yang semuanya berbasis IT. Selain rapi, cara pengarsipan seperti ini juga memudahkan petugas saat membutuhkan data itu kembali. Petugas tinggal mencarinya pada sistem, kemudian sistem akan menunjukkan data maupun lokasi dimana dokumen tersebut disimpan.

Tak hanya itu, pengujian keaslian dokumen juga telah menggunakan aplikasi khusus, yaitu sistem barcode. Sebelum diarsipkan, setiap dokumen diberi barcode tersendiri. Apabila pemohon kelak akan mengurus ulang, dokumen tersebut di-scan untuk memastikan asli atau tidaknya. Ini akan meminimalisir adanya pemalsuan dokumen dari pemohon. Dengan demikian, jaminan keamanan bagi BPPT juga lebih terjamin.

"Pelayan dengan IT seperti ini tidak hanya memudahkan petugas, namun juga menguntungkan warga karena ini lebih transparan dan efisien, karena pasti lebih hemat waktu," ujarnya Oesman.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan Banyuwangi merancang sistem perizinan yang terintegrasi agar prosesnya lebih mudah dan cepat. Selain itu, setiap perizinan telah ditetapkan batas waktu penyelesaian izin.

"Misalnya, untuk izin tanda daftar industri (TDI), usaha angkutan, dan usaha peternakan bisa 3 hari selesai. Sedangkan izin mendirikan dan operasi klinik, apotek, serta praktik bidan butuh waktu hingga 7 hari. Ini sudah sesuai SOP," kata Anas.

Usai mengunjungi kantor BPPT, Oesman langsung menuju lounge pelayanan publik di kantor Pemkab Banyuwangi. Lounge ini dirancang sebagai ruang tunggu eksklusif dan nyaman bagi tamu yang bertandang ke kantor pemkab. Lounge ini dilengkapi sejumlah monitor untuk mengakses berbagai data dan program e-government yang telah digagas. Seperti e-village budgeting, e-monitoring, dan Sistem Informasi Keuangan daerah yang telah disusun realtime.

"Contohnya program e-monitoring yang bisa dipantau dari lounge. Kita bisa lihat secara langsung berbagai progres berbagai pembangunan berupa keterangan lokasi secara tepat berbasis titik koordinat. Dari titik koordinat tersebut, saat diklik akan muncul alamat proyek, nama dan juga anggaran dana yang digunakan untuk proyek tersebut. Tak hanya itu, progres pembangunan dari nol persen, lima puluh persen hingga tuntas dapat dilihat dari foto yang diunggah ke e-monitoring tersebut," ujar Anas.

Menurut Anas, semua ini dilakukan sebagai upaya menuju pemerintahan transparan dan akuntabel. "Bahkan di tingkat desa, kami telah menggagas Smart Kampung yang menjadikan layanan publik di pemerintahan desa juga lebih efektif," ujar Anas memungkasi.

(MT/MT)
  1. Info Banyuwangi
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA