"Jika hanya mengandalkan dana dari APBD, masalah kemiskinan tidak akan pernah selesai," kata Djajat.
Merdeka.com, Banyuwangi - Wakil Bupati Wonosobo, Jawa Tengah, Agus Subagio, berkunjung ke Banyuwangi bersama 21 Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD)-nya. Kedatangannya diterima langsung oleh Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Djadjat Sudradjat. Dalam pertemuan tersebut, Djajat Sudrajat yang ditemani beberapa SKPD, menjelaskan bagaimana kondisi di Banyuwangi secara kronologis dari tahun ke tahun.
Dijelaskan Djajat, keberhasilan Banyuwangi dalam menurunkan angka kemiskinan berkat strategi keroyokan banyak sektor. Keroyokan yang dimaksud adalah pemerintah, BUMN, dan swasta bergandengan tangan saling dukung menyelesaikan masalah-masalah kemiskinan.
"Sebab jika hanya mengandalkan dana dari APBD, masalah kemiskinan tidak akan pernah selesai. Misalkan saat TNI akan melakukan karya bakti, kita arahkan untuk membuat program bedah rumah. Ini akan memperluas sasaran pengentasan kemiskinan yang belum tercover APBD. Praktis jumlah angka kemiskinan di Banyuwangi lebih cepat berkurang," kata Djajat di Aula Rempeg, Pemkab Banyuwangi, Rabu (23/11).
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo menambahkan, progress angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan.
Tingkat kemiskinan pada 2010 sebesar 20,4 persen, pada 2015 sudah berhasil turun sebesar 9,2 persen. Strategi lain yang diterapkan adalah memberikan perlindungan sosial bagi penduduk miskin. Seperti jaminan kesehatan bagi yang tidak terdaftar dalam BPJS.
"Di bidang pelayanan dasar, akses juga terus ditingkatkan. Setiap anak, dijamin pendidikan dasarnya. Selain ada Bantuan Operasional Siswa (BOS), Pemkab menginisiasi program Siswa Asuh Sebaya, dimana secara periodik siswa yang mampu menyisihkan uang sakunya untuk membantu kebutuhan belajar siswa tidak mampu," papar Yayan.
Selain itu, untuk memproteksi kondisi perekonomian masyarakat menengah ke bawah, pasar-pasar tradisional dilindungi dengan melakukan pembatasan izin untuk pasar atau toko modern. Serta diiringi dengan memicu pertumbuhan ekonomi kreatif melalui event Banyuwangi Festival.
Sementara itu, Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagio bersama jajaran birokrasinya menjelaskan kondisi daerahnya. Harapannya, dengan berkunjung ke Banyuwangi, bisa belajar dan mengadopsi untuk diterapkan di Wonosobo.
"Dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo peringkat kemiskinannya berada di urutan terbawah, mau menurunkan 2 persen saja sulitnya minta ampun," ujar Agus yang mengaku mengetahui pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi melalui media, dan akhirnya memutuskan untuk melakukan kunjungan.
"Awalnya kami mengetahui ini setelah menonton tayangan televisi di mana Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjadi salah satu narasumbernya. Di sana bupati membeberkan bagaimana upayanya menangani kemiskinan, di samping program-program lainnya yang menjadi terobosan bagi pemerintah daerahnya. Kami sangat tertarik, dan ingin langsung mengadopsi," kata Agus.