1. BANYUWANGI
  2. KULINER

Mencoba nikmatnya keripik belalang jati di Purwoharjo

Tiap bungkus belalang goreng dijual dengan harga 5 ribu.

Suminah penjual keripik belalang. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 19 April 2016 14:16

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi memang kaya dengan potensi sumber daya alamnya. Di sepanjang jalan Jatirejo, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo Anda akan menemui lapak-lapak kecil menjual belalang jati. Belalang tersebut ditusuk berjajar dengan lidi muda. Ada juga yang sudah diolah menjadi keripik belalang jati. Dikemas dengan plastik dan ditaruh di dalam toples besar.

"Ini musiman jualannya. Pokoknya pas musim hujan pertama, walang (belalang) jati ini banyak," tutur Suminah (64). Setiap hari anak Supinah mencari belalang di kawasan Perhutani Purwoharjo. Belalang tersebut banyak ditemui di pohon-pohon jati. Masyarakat lantas menjadikannya sebagai sumber ekonomi.

"Saben bengi anak saya nyuluh walang (setiap malam anak saya mencari belalang). Cari di daerah Grajakan dan Rowo Biru," jelasnya.

Keripik belalang
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab




Suminah bercerita, cara mencari belalang tersebut sangat mudah. Bila malam hari belalang tersebut menempel di batang dan daun jati. Para pencari belalang tinggal mengambil, berbeda saat siang hari. Belalang tersebut akan sangat lincah.

Masing-masing renteng belalang, kata Suminah ada 200 ekor. Tiap renteng harganya cukup 25 ribu. Belalang ini biasa diolah menjadi keripik. Bagian kepala dan kakinya dipotong, lantas diberi tepung untuk kemudian digoreng. Rasanya sangat renyah dan unik. Tiap bungkus belalang goreng dijual dengan harga 5 ribu.

Dari pantauan Merdeka Banyuwangi, kawasan Purwoharjo memang banyak terdapat pohon jati. Terutama sepanjang jalan menuju pantai Grajakan. Para pedagang sebagian besar Ibu-ibu. Membuat gubuk sederhana di bawah pohon pinggir jalan.

Suminah dan belalang daganganya
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab




Kata Suminah, bagian pencari belalang memang pihak laki-laki. Kemudian pada pagi hari belalang tersebut akan dihilangi bagian bulu dan kakinya. Kemudian ditusuk dengan lidi. Hal itu untuk memudahkan para pembeli untuk mengolah belalang. "Jadi biar tinggal menghilangkan kepalanya," tuturnya.

Selain di pohon jati, belalang tersebut banyak yang hinggap di pohon kelapa, ketela dan jagung. Memasuki musim kemarau di bulan April ini, belalang sudah mulai sulit dicari. "Ini wes mulai sepi. Pokoknya pas musim hujan banyak. Tiap tahun pasti jualan," ujarnya.

Bila penasaran ingin mencoba belalang goreng, silakan datang sebelum musim kemarau tiba.

(FF/MUA)
  1. kuliner
  2. Ulasan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA