Sego Duren terbuat dari beras ketan yang diberi kuah santan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ada yang menarik dalam Festival Karo rafting dan Tubing X-Badeng 2016. Pasalnya, festival di kecamatan Songgon tersebut tak hanya menonjolkan sport tourism dari sensasi berarung jeram saja. Namun juga menawarkan makanan khas Banyuwangi berupa Sego Duren (Durian).
Sego Duren terbuat dari beras ketan yang diberi kuah santan. Racikan dari kuah santan itu sendiri dibumbui dengan gula dan durian matang. Kuah santan tersebut selanjutnya direbus hingga mendidih.
“Ini biasanya jadi sarapan orang Songgon. Kadang-kadang kalau durennya mau habis, biar tetep ada rasa duren, ya itu,” ujar Nunik sembari tertawa.
Cita rasa Sego Duren mirip dengan kolak pisang. Namun kuah pada Sego Duren memiliki cita rasa durian yang legit. Jika kuah sudah dicampur dengan ketan, cita rasa Sego Duren pun semakin menggugah selera.
“Baru nyobain ini (Sego Duren). Rasanya unik, kayak kolak tapi ada rasa duriannya,” aku Deni, warga Bondowoso kepada Merdeka Banyuwangi.
Sejumlah stan tenda yang berjajar di pinggir sungai Badeng menjajakan berbagai sajian Banyuwangi hingga nusantara. Selain kuliner, warga yang menyaksikan festival dihelat dari 16-17 April 2016 tersebut juga ditawari berbagai usaha kemasyarakatan lainnya.
Tak terkecuali buah lokal kebanggaan warga Songgon, yaitu durian. Berbagai jenis durian seperti durian kuning, oranye, dan kasur siap disantap selagi menyaksikan festival rafting. Di sana, berbagai pernik cinderamata untuk keluarga di rumah pun siap diborong dengan harga terjangkau.