1. BANYUWANGI
  2. KULINER

Mengenal aneka rujak berbahan buah khas Banyuwangi

"Kalau untuk rujak selain buah-buahan, yang membedakan bumbunya itu ada pisang biji, kacang goreng, dan pakai petis hitam," kata Ida.

Ilustrasi rujak. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Sabtu, 29 Oktober 2016 18:07

Merdeka.com, Banyuwangi - Satu lagi kuliner tradisional Banyuwangi yang perlu dinikmati dan dipahami. Salah satunya tentang keanekaragaman kuliner rujaknya.

Dari sekian banyak kuliner rujak mulai dari rujak soto, rujak cemplung, rujak letok, rujak kecut, rujak dulit, ternyata punya banyak kemiripan. Khususnya untuk jenis rujak yang menggunakan bahan buah-buahan, Mulai dari bumbu sampai proses pembuatan.

Aneka rujak yang disajikan Bu Ida, Di warung mangga, Jalan Bunyu, Nomor 45, Lateng, Banyuwangi, misalnya, ada beragam rujak dari bahan aneka buah. Diantaranya ada rujak cemplung, rujak letok, rujak kecut dan rujak dulit.

Ida menjelaskan, bahan dasar semua rujak buah-buahan tersebut rata-rata menggunakan gula merah, gula pasir, terasi, petis merah, garam, cuka dan lombok. Jenis-jenis rujak buah ini, kata Ida bukan termasuk makanan berat sebagai pengenyang perut.

"Ya biasanya kalau bangun tidur, atau siang-siang biar seger makan rujak ini. Bisa buat obat sakit kepala juga," ujarnya saat gelar lapak UMKM di Taman Blambangan, kepada Merdeka Banyuwangi, Sabtu (29/10).

Ida melanjutkan, berbeda lagi dengan rujak soto yang memang untuk konsumsi saat lapar. Selain rujak soto, jenis makanan berat rujak lainnya seperti rujak cingur dan rujak lontong, menggunakan bumbu yang berbeda.

"Kalau untuk rujak selain buah-buahan, yang membedakan bumbunya itu ada pisang biji, kacang goreng, dan pakai petis hitam," jelasnya.

Sedangkan untuk rujak buah sendiri, yang memiliki bumbu dan bahan sama tapi sudah berbeda nama jenis rujaknya, kata Ida ada tiga macam. Antara lain rujak dulit, rujak kecut dan rujak cemplung.

"Bumbunya sama, cuma yang beda cara mengiris buahnya saja. Kalau rujak dulit mengirisnya miring-miring. Kalau rujak kecut dipasrah, dan rujak cemplung ngirisnya berbentuk dadu," ujarnya.

Soal penamaan, aneka rujak buah ini juga diambil dari istilah yang sangat sederhana. Rujak dulit artinya dicolek-an sehingga cocok dengan potongan miring, untuk rujak kecut (asam) sesuai dengan rasa yang memang sangat terasa asam, namun segar.

Sedangkan rujak cemplung (dimasukan) diambil dari bentuk potongan dadu buahnya, sangat cocok bila langsung dimasukkan ke bumbu. Soal rasa, rujak cemplung misalnya, sangat khas dengan dominan asam, pedas, dan manis. Sama seperti rujak kecut dan dulit.

Dalam rujak cemplung, kurang lebih ada 8 jenis buah yang dimasukan. Mulai dari mangga, bengkoang, pepaya, belimbing, mentimun, sabrang (ketela rambat), jambu air dan nanas.

"Nanas nambah aroma sama timunnya. Khasnya itu ada kuahnya, dan ada cuka. Kalau dimakan bikin seger, perpaduan manis, kecut, sama pedes. Makanya cocok makannya saat siang, biar segar," ujarnya.

(MT/MUA)
  1. kuliner
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA