"Asli ini buatan sendiri semua. Makanan tradisional. Gak ada pewarna dan pemanis buatan," kata Nurul.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bila anda merasa haus saat melewati Jalan Raya Srono, tepatnya di Desa Sukonatar, sempatkan menikmati Es Jenang Campur Dawet milik Nurul Hasanah. Berbeda dengan jajanan jenang pada umumnya. Kuliner ini menyajikan jenang yang dicampur es dan dawet.
Kombinasi antara jenang dan dawet, menghadirkan varian rasa unik. Ada yang manis, sedikit asin namun gurih dan tentunya rasa segar, dari guyuran santan dicampur es.
Kuliner es jenang campur dawet ini, ada kombinasi jenang sumsum, jenang grendol, dan jenang ketan hitam. Sedangkan dawet ditambah sagu mutiara menjadi bahan campuran. Nurul mengatakan semua bahan tersebut hasil buatan sendiri.
"Asli ini buatan sendiri semua. Makanan tradisional. Gak ada pewarna dan pemanis buatan," kata Nurul kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (8/4).
Jajanan jenang, kata nurul, semua hasil rebusan. Jenang grendul terbuat dari adonan beras ketan. Dicetak, sebagian ada yang langsung dilarutkan di air mendidih. Sedangkan jenang sumsum dari bahan tepung beras yang direbus. Untuk ketan hitam sendiri, bisa langsung direbus.
Soal rasa, jenang grendul berwarna kuning tua, menghadirkan rasa manis gula merah. Sedangkan sumsum terasa dingin dan lembut saat ditelan. Bila sempat mengunyahnya, jenang sumsum Bu Nurul ini terasa gurih, dari rasa asin yang muncul. Belum lagi campuran ketan hitam yang kenyal, akan membuat anda sibuk menikmati kuliner ini.
"Akeh seng penasaran orang-orang. Jenang kok dicampur sama dawet (banyak yang penasaran, jenang kok dicampur sama dawet)," tuturnya. Nurul baru membuka lapaknya sekitar 3-4 bulan kemarin.
Setiap hari Nurul buka mulai dari pukul sembilan pagi sampai empat sore. Harga es ini juga terjangkau, hanya Rp 3 ribu per porsi. Kuliner ini, sangat pas dinikmati di waktu siang, terutama saat terik matahari mulai panas. Segarnya Es Jenang Campur Dawet ini akan membuat anda ketagihan.
Bila pelanggan berselera ingin membeli satu jenis jenangnya saja, Nurul bisa melayani. "Kadang-kadang ada yang minta cuma jenang sumsumnya saja," ujarnya.