"Jalannya sudah mulai diatur. Ada karcis untuk sepeda lima ribu. Itu untuk pembangunan jalan," ujar Sugiarto.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ada surga tersembunyi bernama Air Terjun Pertemon yang mulai dikenalkan warga Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Bila Anda ke sana, dijamin tidak akan merasa kecewa. Selama perjalanan dari Dusun Sambungrejo menuju lokasi air terjun akan menemukan beragam pemandangan alam menyegarkan otak.
Perjalanan menuju Air Terjun Pertemon hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Sepeda motor akan diparkir di area rumah warga yang sudah disediakan.
Selama perjalanan, pengunjung akan menyusuri perkebunan kopi, lereng, area persawahan terasiring dan sungai yang jernih.
Setelah kurang lebih 1 kilometer berjalan, pengunjung akan menemukan pemandangan segar berupa tebing-tebing menjulang tinggi. Seolah, saat berjalan sedang berada di jurang tebing paling dasar. Kondisinya seperti sedang berada di antara tebing-tebing yang mengapit.
Bila sudah sampai di tebing yang dihiasi banyak sayur pakis, berarti menunjukkan lokasi air terjun sudah sangat dekat. Wisata air terjun ini dikelola secara swadaya oleh warga Dusun Sambungrejo. Ada 16 orang yang mengawali untuk mengelola wisata alam ini secara perlahan.
Saat ditemui, para warga masih melakukan proses pembuatan akses jalan setapak.
"Jalannya sudah mulai diatur. Ada karcis untuk sepeda lima ribu. Itu untuk pembangunan jalan, tempat ganti pakaian, penunjuk jalan dan musala," ujar Sugiarto salah satu inisiator penggerak warga, Selasa (5/9).
Sebagai pemuda, Sugiarto merasa sebagai desa yang memiliki akar historis panjang tentang perjuangan rakyat Blambangan melawan Kolonial Belanda dalam perang Puputan Bayu, ingin mengembangkan potensi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat sendiri.
"Saya kasihan dengan desa saya ini, kampung Puputan Bayu. Desa bersejarah yang menjadi tempat perjuangan masyarakat, Blambangan. Saya di sini selaku pemuda ingin mengembangkan itu," ujarnya.
Ke depan, untuk menjaga area wisata air terjun tetap natural dan bersih dari sampah, para warga yang tergabung dari pemuda, RT, RW dan kepala dusun ini akan membawakan kantong plastik kepada setiap pengunjung.
Harapannya, kata Sugiarto, pengunjung bisa membawa kembali sampah-sampahnya dalam kantong plastik, agar area wisata yang sangat luas ini bisa tetap bersih.
Ketua RW 02, Dusun Sambungrejo yang turut hadir merasa senang bila warganya bisa kompak mengelola wisata.
"Saya bersama warga mendukung, jadi bisa mengangkat perekonomian warga. Kalau ada tamu bisa nginep di rumah warga," ujarnya.
Air terjun Pertemon ini akan dikelola menjadi bagian paket dari wisata ke agro wisata buah, wisata religi Patih Singogringsing dan area bermain kenter-kenteran (semacam rafting menggunakan media ban dalam truk).
Air yang berasal dari air terjun Pertemon ini sangat dingin dan segar. Selain bisa bermain dengan media ban, pengunjung bisa cukup duduk memandangi air terjun dari sisi genangan air. Di sana, ada sedikit ruang dengan kondisi tanah berpasir. Lokasi yang berada di antara tebing membuat cahaya matahari tetap terasa dingin.
Rombongan pengunjung dari Komunitas Cocotsimal Jelata (Lambe Lamis Jelajah Nusantara) saat bertemu di lokasi mengaku sudah lama tahu lokasi Air Terjun Pertemon. Bahkan beberapa kali sudah pernah berkunjung.
Sebagai komunitas peduli wisata, pihaknya hanya berharap sebuah wisata baru, bila ramai didatangi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan.
"Takutnya kalau sudah ramai akan kotor gara-gara sampah yang dibawa pengunjung," ujar Fredy, salah satu anggota Cocotsimal Jelata asal Genteng.