"Di sini tenang, tidak ada suara bising kota. Saya baru pertama kali ke sini," kata Firman.
Merdeka.com, Banyuwangi - Perjalanan dimulai dari Pantai Bangsring Underwater (Bunder) Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Hanya butuh sekitar 15 menit, gugusan Gunung Ijen, Meranti, Baluran terlihat eksotik dari arah barat. Dari sebelah timur, rombongan wisatawan bisa melihat Pulau Tabuhan yang semakin mendekat dengan latar Pulau Bali.
Sekitar 200 meter sebelum perahu menepi di Pulau Tabuhan, air laut yang berwarna hijau toska mulai terlihat jelas. Warna hijau toska, seperti cincin yang melingkari Pulau Tabuhan.
Pulau tak berpenghuni ini, memiliki luas 5 hektare, dengan hamparan pasir pantai berwarna sangat putih. Kemudian beragam jenis pohon seperti mangrove, kaktus, dan sudah mulai ditanami kelapa serta cemara.
Dari Pulau Tabuhan, rombongan wisatawan bisa menikmati munculnya matahari pagi sunrise hingga indahnya senja saat sunset di satu tempat. Firman Arief, salah satu wisatawan terlihat langsung membentangkan ham-mock diantara dua pohon.
"Di sini tenang, tidak ada suara bising kota. Saya baru pertama kali ke sini. Tempatnya bagus, bisa langsung melihat Bali dari dekat," kata Firman sambil tiduran di atas ham-mock, Kamis (20/7).
Bisa dikatakan, Pulau Tabuhan merupakan pulau kecil di Banyuwangi paling ujung timur, berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bali Barat. Pulau di ujung Pulau Jawa yang tidak berpenghuni. Hanya ada satu mercusuar masih kokoh di sana, diperkirakan mulai di bangun sejak masa Pendudukan Jepang dan sebagai tempat persembunyian sewaktu agresi militer II 1948.
Sesampai di Pulau Tabuhan, pengunjung tidak hanya bisa melihat eksotisme laut dan gugusan pulau. Sekaligus bisa snorkeling melihat keindahan biota bawah laut.
Satu paket perjalanan dari Bunder, menuju Pulau Tabuhan dengan minimal 10 orang dihargai Rp 500.000, dilengkapi dengan life jacket dan perlengkapan snorkel. Pengunjung juga bisa memilih untuk menginap di sana dengan membawa perlengkapan tenda inap.
"Nanti bakal dijemput lagi menggunakan perahu. Jangan khawatir. Di sini sinyalnya juga masih kuat," kata Sukir, salah satu nelayan dan pengelola wisata Bunder.
Saat memasuki Bulan Agustus, berkunjung ke Pulau Tabuhan bakal bisa melihat rombongan burung Maleo yang bakal mampir migrasi, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Australia untuk bertahan hidup. Selain itu, di sana juga terdapat burung Jalak dan Enggang Gading.
"Selama Bulan Agustus nanti, akan ada burung maleo akan bersinggah ke Pulau Tabuhan. Sebenarnya itu burung endemik dari Sulawesi untuk mencari makan. Terkadang juga ke Australia karena jumlah makanan lebih banyak di sana," jelas Irwan Kurniawan, Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup Banyuwangi.
Tidak hanya itu, di Pulau Tabuhan yang masih menyimpan eksotisme terumbu karang juga menjadi tempat persinggahan ikan Mola-mola. "Karena laut di sana menjadi jalur yang menjadi perlintasan dari Asia ke Australia," katanya.
Sepulang dari Pulau Tabuhan, wisatawan juga bisa menikmati biota laut di Bunder. Beragam jenis ikan dan terumbu karang di zona konservasi 15 hektare bisa dinikmati sepuasnya.
Jadi kapan kamu berlibur ke Pulau Tabuhan?