1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Melihat De Djawatan, potret hutan tua dengan pepohonan usia ratusan tahun

Pepohonan yang berusia ratusan tahun merupakan jenis pohon trembesi dan jati.

De Djawatan. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 09 November 2017 12:03

Merdeka.com, Banyuwangi - Saat pertama kali masuk di kawasan wisata hutan De Djawatan di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, pengunjung seolah diajak merasakan suasana dalam Film Lord of the Rings. Puluhan pohon raksasa berusia ratusan tahun terlihat menjulang tinggi dengan rimbun. Wisata hutan De Djawatan menyajikan jelajah pemandangan pepohonan raksasa di lahan Perhutani KPH Banyuwangi Selatan seluas 14 hektare.

Petugas jaga wisata De Djawatan, Vita, mengatakan dalam sehari rata-rata ada 100 pengunjung dan bisa mencapai 1000 orang saat liburan akhir pekan.

"Wisata ini baru dikelola Perhutani lima bulan lalu. Yang datang di akhir pekan bisa sampai 1000 orang," kata Vita kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (8/11).

Jalan setapak di De Djawatan
© 2017 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab

Vita menjelaskan, pepohonan yang berusia ratusan tahun merupakan jenis pohon trembesi (Samania saman) dan jati. Kesan usia pohon yang sudah berusia tua, khususnya jenis trembesi, terlihat dari tumbuhnya benalu di setiap retakan batangnya, serupa lumut dari kejauhan.

Tidak heran bila kawasan wisata hutan De Djawatan sering menjadi lokasi foto prewedding dan berswafoto. Saat memasuki hutan De Djawatan, pengunjung disajikan fasilitas swafoto di berbagai titik. Ada desain jembatan kayu, kendaraan rakitan kuno, spot tempat duduk dan rumah pohon, tentunya dengan latar belakang yang penuh dengan pepohonan raksasa dari segala arah.

Berdasarkan catatan KPH Banyuwangi Selatan, De Djawatan Kehutanan merupakan nama lokasi untuk Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Benculuk yang beroperasi terkahir pada tahun 1962.

"Dulu ada stasiun untuk angkutin kayu, kereta lori untuk tempat pengangkutan kayu. Itu masih terlihat bekas rel keretanya," ujarnya.

Selain itu, beberapa rumah bekas TPK di kawasan hutan De Djawatan yang dibangun sejak zaman Belanda, beberapa masih dipertahankan. Sementara untuk usia pohon, kata dia, belum ada data pasti berapa usianya.

"Yang jelas sudah ratusan tahun, karena ini sudah ada sejak zaman Belanda. Bisa dilihat pohonnya bisa rata besar semua," kata Vita.

Salah satu wisatawan asal Jember, Nailul Muna mengaku senang bisa menemukan kawasan yang nyaman dan tenang di De Djawatan. "Seperti ada di zaman dahulu kala, kembali di kehidupan awal saat hutan masih utuh dan besar-besar pohonnya," ujar Nailul yang datang menggunakan fasilitas wisata Banyuwangi jalan-jalan.

Fasilitas ayunan De Djawatan
© 2017 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab

Nailul mengetahui informasi wisata De Djawatan dari Instagram yang menyajikan foto-foto puluhan pepohonan raksasa. "Saya tahunya dari Instagram. Ternyata benar di sini tempatnya nyaman dan sejuk. Enak buat nongkrong," katanya.

Enji Bancin, wisatawan lain asal Medan yang terlihat asik swafoto di rumah pohon mengaku seperti mengalami di dunia yang digambarkan Film Lord of the Rings.

"Seperti mengalami di Film Lord of the Rings. Saya pasti akan rindu dan ingin kembali ke sini," ujar Enji.

Wisata hutan De Djawatan, berada di jarak sekitar 45 kilometer dari Kota Banyuwangi. Satu jalur dengan wisata yang menuju ke Pantai Grajakan, Pulau Merah dan Wedi Ireng.

Untuk masuk ke wisata De Djawatan pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp 2000. Buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB.

(FF/MUA)
  1. Wisata Alam
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA