Guru bahasa dari Unit Pelayanan Bahasa Sekolah Tinggi (STP) Nusa Dua, Bali-pun didatangkan untuk melatih para pelaku wisata.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sektor pariwisata di Banyuwangi, Jawa Timur, terus menggeliat. Para pelaku wisata pun terus dibina agar mampu memberi pelayanan terbaik mereka.
Seperti pelaku wisata di daerah penyangga Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen misalnya. Hari ini, Rabu (25/5), sekitar 100 pelaku wisata dilatih bagaimana cara berkomunikasi dengan turis serta diajari beberapa bahasa asing.
Guru bahasa dari Unit Pelayanan Bahasa Sekolah Tinggi (STP) Nusa Dua, Bali-pun didatangkan untuk melatih para pelaku wisata di Gunung Ijen. Pelatihan bahasa asing tersebut digelar di Ijen Resto, Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Sementara para peserta pelatihan, dari beragam profesi seperti guide lokal, penambang, pengelola homestay, pelayan rumah makan, pedagang hingga sopir travel. Mereka berasal dari Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Kalipuro.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STP Nusa Dua Bali, I Ketut Surata, mengatakan pariwisata tidak lepas dari pelayanan excellent. Seperti kemampuan bahasa asing, etika komunikasi para guide dan pelaku wisata lainnya.
"Kemampuan bahasa asing ini penting, apalagi di kawasan Ijen banyak dikunjungi wisatawan asing," kata I Ketut Surata di sela pelatihan.
Lewat pelatihan ini, lanjut dia, conversation dan greeting para peserta langsung diperkuat dengan tiga bahasa sekaligus, yaitu Bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. "Ini karena memang yang datang ke sini (Gunung Ijen) didominasi turis-turis dari Benua Eropa," ujar Ketut.
Ketut menjelaskan, pelatihan bahasa bagi pelaku wisata di Gunung Ijen akan berlangsung selama dua hari, yaitu Rabu sampai Kamis besok. "Ada 19 ahli bahas dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali yang akan langsung mengajarkan percakapan dan etika berkomunikasi."
"Mereka akan langsung diajarkan tiga bahasa asing itu sekaligus. Karena rata-rata mereka sudah terbiasa berkomunikasi dengan tiga bahasa itu meski terbatas," ujarnya.
Selain belajar berkomunikasi menggunakan bahasa asing, para peserta juga dilatih bagaimana menyapa seseorang, memperkenalkan diri, mengeja nama dan menunjukkan waktu. Mereka juga diedukasi masalah etika berkomunikasi dengan turis asing.
Dosen Bahasa Inggris Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali, Ni Kade Juli Rastitiati, mengatakan saat berkomunikasi dengan turis asing, seseorang dilarang menyentuh bagian tubuh mereka dan menanyakan jumlah anak. "Justru, kita dibolehkan menggunakan tangan kiri saat melayani mereka, meskipun dalam budaya kita itu kurang baik," kata Ni Kade.
Sementara Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, mengatakan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan STP Nusa Dua Bali sebagai upaya meningkatkan SDM pelaku pariwisata.
"Pelatihan ini juga diikuti pemandu wisata yang sifatnya temporer. Harapan kami, dengan pelatihan semacam ini, akan makin banyak masyarakat di sekitar kawasan wisata yang bisa menjadi guide profesional," kata Bramuda.
Paling penting, masih kata Bramuda, semua masyarakat di Banyuwangi harus bisa berpromosi potensi wisatanya kepada setiap tamu yang datang. Sebelum pelatihan bahasa ini digelar, STP Nusa Dua Bali juga telah melatih pelaku wisata di Banyuwangi tentang cara membuat sarapan, mengolah makanan, hingga penyajian makanan ala Western pada April lalu.
Kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dan STP Nusa Dua Bali ini merupakan tindak lanjut dari komitmen Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengembangkan kepariwisataan Bumi Blambangan.