1. BANYUWANGI
  2. PROFIL

Guru di Banyuwangi koleksi ratusan boneka singa

"Dulu saat baca-baca fabel saya berpikir singa mesti jadi raja yang gagah, berwibawa, dan bijaksana," kata Nira.

Nira Prakasita / Ahmad Suudi. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Selasa, 23 Oktober 2018 14:16

Merdeka.com, Banyuwangi - Ungkapan 'rumahku adalah surgaku' diwujudkan Nira Prakasita (24) dengan menyimpan 130 boneka singa kesukaannya di sebuah almari di rumahnya, di Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Selain dipajang, dipeluk dan dibawa tidur, Nira sapaannya, kerap berfoto bersama singa-singa peliharaannya itu untuk diunggah di media sosial.

Nira mengungkapkan boneka-boneka itu menjadi obat galau dan penyemangat di waktu luang di sela-sela pekerjaannya sebagai guru di SMP Plus Cordova di Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi. Dia mengaku terpesona pada karakter singa sejak kecil setelah melihatnya dalam fabel-fabel dan film kartun.

"Dulu saat baca-baca fabel saya berpikir singa mesti jadi raja yang gagah, berwibawa, dan bijaksana," kata Nira kepada Merdeka Banyuwangi, Selasa (23/10).

Ternyata hingga beranjak remaja dan dewasa, rasa kagum pada sosok singa tak juga hilang malah semakin bertambah. Serial film Narnia juga langsung masuk daftar favoritnya saat dia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), karena menampilkan seekor singa bijaksana dan sakti sebagai dewa penguasa.

Pengumpulan boneka-boneka itu mulai gencar dilakukannya tahun 2013 saat menempuh program sarjana pendidikan fisika di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali Utara. Dari toko ke toko, dicarinya boneka singa satu persatu hingga memenuhi almari koleksinya.

Bahkan sekarang dia kerap membeli secara online dari dalam negeri maupun impor dari China. Dikatakannya boneka singa buatan lokal memiliki sikap yang monoton, selalu tengkurap dengan kepala mendongak. Sedangkan buatan China lebih bervariasi, misalnya singanya sedang duduk.

"Mengumpulkannya cukup susah, pas cari biasanya nggak ketemu. Pas ketemu lagi nggak ada duit," kata Nira yang mengandalkan uang saku untuk membeli boneka singa saat masih kuliah.

Semua boneka Nira saling berbeda satu sama lain karena dia tidak membeli lagi jenis yang sama yang sudah dimilikinya. Boneka-boneka yang dia punya memiliki didapatkan dengan harga mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 250 ribu.

Dia mengatakan sering menemukan boneka raja hutan itu yang lebih bagus dan dijual dengan harga lebih mahal. Namun dirinya tak mampu membeli, sehingga hanya bisa menfoto di rak toko atau screenshot dari display toko online di gawainya.

Keluarga kolektor

Selain boneka, anak pertama dari pasangan guru Juli Santoso (63) dan Janati (45) itu juga memiliki banyak barang pribadi berbentuk atau bergambar singa, seperti mug, alat tulis, baju, hingga sprei kasur. Tak hanya membeli sendiri, banyak juga yang didapatnya sebagai hadiah ulang tahun dari saudara atau kawan.

Ternyata tidak hanya barang-barang bertemakan singa, Nira juga menyimpan banyak buku fiksi dan astronomi di kamarnya. Ditambah lagi koleksi uang dan perangko yang didapatkannya dari kedua orang tua yang sama-sama kolektor.

"Saya dulu koleksi perangko sebelum menikah, tak disangka dapat suami yang juga kolektor perangko. Perangko-perangko yang kami kumpulkan juga ternyata banyak yang cocok," cerita Janati, ibunda Nira.

Namun kegiatan mengoleksi sudah lama dihentikannya dan hasil pengumpulan sebelumnya diserahkannya kepada Nira putrinya. Tak ketinggalan Argya Ananta (19) adik Nira, juga punya koleksi 300 mainan mobil Hot Wheels hasil dikumpulkannya satu persatu.

Janati mengaku tidak pernah mengajari anak-anaknya untuk mengoleksi benda-benda tertentu meski dia sendiri kolektor. Namun dia mendukung keduanya menekuni hobi apapun yang positif, sebagai pemantik semangat mereka.

"Kalau bapaknya dinas ke luar kota, oleh-oleh yang diminta ya itu, satunya minta boneka singa, satunya mainan mobil-mobilan," ujar Janati sembari tersenyum.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. profil
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA