1. BANYUWANGI
  2. SENI DAN BUDAYA

Warga Temenggungan, kolaborasi dengan musisi jazz asal Perancis

Saat musik jazz patrol ditabuh pelan, tarian dan nyanyi penonton mengikuti.

Claud Colpaert musisi jazz asal Perancis bermain musik bersama warga Temenggungan. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 15 Agustus 2016 13:41

Merdeka.com, Banyuwangi - Claud Colpaert seorang musisi jazz asal Perancis Utara (60) datang ke Kampong Wisata Temenggungan, Banyuwangi, untuk bermain musik jazz patrol bersama warga. Iringan musik di antaranya seperti angklung, gamelan, seruling, gitar, flute dan saxophone menggema di setiap sudut Kelurahan Temenggungan malam itu, Sabtu (13/8).

Warga Temenggungan dan semua penonton, terlihat asik bernyanyi dan menari bersama untuk menikmati musik jazz patrol yang mengemas lagu-lagu Using kuno atau populer di tahun 1960-an.

Saya pertama kolaborasi musik tradisional di Burma, mirip, tapi tidak semua penonton menari seperti di sini. Pokoknya di sini luar biasa karena semua masyarakat bisa nyanyi bareng, joget bersama mulai Anak-anak sampai dewasa," tutur Claud, Presiden Jazz en Nord Festival. Sebuah organisasi penyelenggara fetival jazz terbesar di Perancis Utara.

Tidak hanya Claud, kolaborasi musik jazz patrol warga Temenggungan dengan grup Banyuwangi Putra ini juga ditemani oleh Ali Gardy, musisi jazz lokal asal Situbondo. Dia merupakan seniman asal Situbondo yang lihai bermain instrumen dawai, tiup dan perkusi.

Saat berkolaborasi, Ali Gardi yang memainkan Saxophone dan seruling, telah ruh pada karakter bunyi jazz. Apalagi, Ali cenderung mendekatkan permainannya sesuai budaya musik tradisional nusantara. "Jazz memang musik barat, tapi saat dimainkan di sini bisa menguatkan nilai musik tradisional," ujar Ali yang aktif dalam komunitas Ethno Society di Situbondo.

Belum lagi dikuatkan Claude lewat permainan flute-nya. Gending-gending using ternyata bisa mengalun lembut sesuai irama ritmis jazz. Ini memang tergolong jarang, sebuah alat musik patrol namun bisa menghasilkan permainan Jazz," ucap Bachtiar Janan, anggota Banyuwangi Putra Senior. Dia sendiri, memegang alat musik harmonika.

Claud Colpaert musisi jazz asal Perancis berfoto bersama warga Temenggungan
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab

Beberapa lagu tradisional karya seniman Andang CY, Endro Wilis, Muhammad Arief, seperti Tebar Jolo, Dayung, Uki-uki, dan Luk-luk mengingatkan kembali nostalgia penonton yang hadir. Terutama bagi warga Temenggungan sendiri.

"Menariknya kan ada interaksi yang cair antara penonton dan pemain musik. Para seniman Temenggungan berusaha agar tidak ada jarak dengan penonton, baik penonton dari turis ataupun warga kampung yang hadir menonton. Penonton boleh ikut menyanyi, boleh memainkan alat musik, boleh menari, yang penting semua harus senang," imbuh Bachtiar.

Dari pantuan Merdeka Banyuwangi, para penonton dengan pemusik jazz patrol baik yang berasal dari warga Temenggungan sendiri, Claude dan Ali terlihat saling seirama. Saat musik jazz patrol ditabuh pelan, tarian dan nyanyi penonton mengikuti. Sebaliknya saat alunan angklung dan kentongan ditabuh rancak dengan pekikan saxophone yang kencang, penonton dari semua kalangan menari bersama. Termasuk Claude dan istrinya.

Acara yang berlangsung mulai pukul 19.00 sampai 22.00 WIB ini, berakhir meriah. Meski hanya diselenggarakan di tengah gang perkampungan dengan panggung bahan bambu di pinggir jalan.





(FF/MUA)
  1. Seni dan Budaya
  2. Musik
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA