Saat aksi penanaman akan difokuskan di wilayah Banyuwangi bagian utara karena di sana banyak lereng yang sudah kehilangan air.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, melakukan aksi tanam bambu bersama Anak-anak Kampoeng Batara. kampoeng Batara adalah sebuah ruang belajar alternatif di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro.
Penanaman bambu yang diawali dengan pembibitan ini, merupakan salah satu upaya BEM beserta mahasiswa Untag Banyuwangi untuk mengenalkan pentingnya membudidayakan bambu kepada masyarakat. Terutama bisa langsung dikenalkan kepada Anak-anak. "Selama ini bambu hanya ditebang untuk dimanfaatkan. Tapi tidak ada budaya penanaman di masyarakat. Nah, kami menanam bersama anak-anak supaya jadi contoh. Anak-anak saja menanam, masa yang tua tidak," ujar Ketua BEM Untag, Sunan Diantoro usai melakukan pembibitan bambu, Minggu (4/9).
Kegiatan pembibitan tersebut, merupakan awal rangkaian acara Workshop Nasional Aksi Tanam Bambu pada Bulan Oktober mendatang di Kampus Untag Banyuwangi."Kami memilih bambu, pertama bambu penghasil mata air, sumber penghidupan. Ingin ada ruang hijau di Banyuwangi. Soalnya banyak sungai atau lereng yang kehilangan airnya akibat banyak penebangan bambu," ujarnya.
Ada tiga hal yang akan menjadi materi workshop. Antara lain tentang pembibitan serta penanaman, konstruksi dan kerajinan bambu. Dari ketiganya bakal ada sesi materi dalam seminar dan praktik. "Peserta bisa memilih salah satunya. Untuk seminarnya semua dapat materi. Tapi kalau aksinya beda-beda," kata dia.
Untuk pesertanya sendiri, Sunan menargetkan terutama dari kalangan siswa tingkat SMA Se-Kabupaten Banyuwangi, masyarakat umum dan Mahasiswa Untag sendiri.
"Totalnya ada 400 peserta. 200 siswa perwakilan SMA se -Banyuwangi. 100 untuk umum dan 100 peserta dari Mahasiswa Untag," jelasnya.
Saat aksi penanaman, akan difokuskan di wilayah Banyuwangi bagian utara. Dari hasil observasi banyak lahan-lahan yang butuh sumber resapan air seperti bambu. "Nanti nanamnya di daerah Banyuwangi utara. Soalnya di sana banyak lereng yang sudah kehilangan air. Banyak lahan kritis, seperti di Kecamatan Wongsorejo," kata Sunan.
Hasil dokumentasi pembibitan bambu bersama anak-anak Kampoeng Batara rencananya akan ditampilkan saat workshop berlangsung. Anak-anakĀ didik Kampoeng Batara juga akan diundang dalam workshop tersebut.
Menurut salah satu anak didik Kampoeng Batara, Irvan Efendi (11) mengaku senang mendapat pengalaman pertama melakukan pembibitan bambu. "Senang bisa menanam bambu, soalnya ini pengalaman pertama kali membibit. Nanti senang kalau lihat bambunya sudah besar dan itu hasil saya menanam," ujarnya.
Saat melakukan pembibitan, Sunan dan beberapa mahasiswa Untag lain dari Fakultas Pertanian dan Hukum sudah menyiapkan polibek, olahan tanah dan bibit bambu yang diambil dari lingkungan Papring sendiri.
Sekitar 20 anak-anak Kampoeng Batara yang datang pagi itu, terlihat bersemangat mengisi tanah dalam polibek sekaligus menanam bibit bambunya. Satu anak, mendapat jatah menanam minimal satu bibit. Usai menanam, polibek yang sudah terisi tanah dan bibit bambu masing-masing diberi nama anak yang ikut menanam. Tujuannya agar mengetahui hasil kerja dan rasa bangga setelah menanam. "Saya mau menyiram bibitnya tiap hari dan menunggu sampai tumbuh tunasnya," ujar Fendi.
Seminggu sekali Sunan beserta beberapa Mahasiswa Untag datang ke Kampoeng Batara untuk mengecek perkembangan bambu sekaligus menjadi relawan mengajar.
Di sisi lain, satu-satunya Mahasiswa Perempuan dari Untag yang bergabung, Afthar Siaminggie, mengaku senang karena bisa mendapat pengetahuan baru. Bahwa bambu ternyata perlu dibudidayakan. "Saya baru tahu ternyata bambu juga bisa dibuat bibit. Saya pikir langsung tumbuh sendiri. Ya seneng, bisa dapat pengetahuan baru," ujar Mahasiswa Fakultas Hukum Untag semester lima ini.