1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

9.000 Hektare sawah dan 300 ekor sapi di Banyuwangi diasuransikan

"Bila terjadi gagal panen atau ternak mati, petani tidak akan bangkrut dan bisa melanjutkan usahanya, " kata Arief.

Asuransi petani Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Rabu, 07 Februari 2018 19:38

Merdeka.com, Banyuwangi - Sawah-sawah petani Banyuwangi seluas 9 ribu hektare dan 300 ekor sapi sudah diasuransikan. Untuk saat ini pembayaran premi sawah dan sapi betina mendapatkan subsidi dari pemerintah sebesar 80 persen.

Kepada Merdeka Banyuwangi, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan subsidi diberikan sebagai langkah pemerintah dalam membangun swasembada beras dan daging sapi.

Dari 65 ribu hektare sawah padi di Banyuwangi 9 ribu telah masuk asuransi. "Bila terjadi gagal panen atau ternak mati, petani tidak akan bangkrut dan bisa melanjutkan usahanya, " kata Arief di kantornya, Rabu (7/2).

Sementara itu, Kepala Kantor Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Banyuwangi yang menangani jenis asuransi ini, Bintang Wirawan, mengatakan seharusnya premi sawah Rp 180 ribu per hektare per musim tanam. Biasanya sawah mengalami 2 kali masa tanam setiap tahun.

"Karena mendapatkan subsidi, mereka hanya perlu membayar Rp 36 ribu," kata Bintang.

Target tahun 2018, asuransi diperkirakan akan melindungi lebih dari 10 ribu hektare sawah padi. Salah satu persyaratan mengikuti asuransi ini adalah sawah petani tersebut tidak lebih dari 2 hektare.

Sementara itu, untuk sapi harus berusia minimal 1 tahun. Pembayaran preminya sebesar Rp 200 ribu per ekor per tahun. Sapi betina yang mendapatkan subsidi hanya dibayar 20 persen preminya, yakni Rp 40 ribu.

Klaim bisa diajukan bila sawah rusak 75 persen yang dianggap telah gagal panen. Sedangkan sapi klaimnya bisa diajukan bila mati atau dicuri.

Klaim asuransi sapi sejauh ini dikenakan pada 3 atau 4 ekor saja. Sedangkan sawah terklaim seluas 100 hektare.

"Klaim sawah kebanyakan dikarenakan serangan-serangan organisme pengganggu tanaman atau OPT," kata Bintang lagi.

Selain mendorong petani mendaftar asuransi usaha tani padi (AUTP) dan asuransi usaha ternak sapi (AUTS), Disperta juga membangun kerja sama dengan TNI AD Kodim 0825.

Melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD di desa-desa, petani diarahkan untuk produktif hingga swasembada beras daerah terwujud.

Hasil panen padi sawah Banyuwangi juga semakin bertambah. Tahun 2016 Banyuwangi menghasilkan 790 ribu ton gabah, dan 817 ribu ton gabah di 2017.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA