UTD-PMI Banyuwangi, melayani donor darah di pusat keramaian seperti Taman Blambangan dan Taman Sritanjung mulai 8 Juni hingga 3 Juli.
Merdeka.com, Banyuwangi - Untuk mengantisipasi kekurangan stok darah selama Bulan Ramadan dan lebaran, Unit Tranfusi Darah - Palang Merah Indonesia (UTD-PMI) Banyuwangi melakukan kegiatan Donor Darah on the Bus. Kegiatan yang berlangsung selama Bulan Ramadan ini menggunakan bus sebagai fasilitas tempat donor.
UTD-PMI Banyuwangi, melayani donor darah di pusat keramaian seperti Taman Blambangan dan Taman Sritanjung, mulai 8 Juni hingga 3 Juli mendatang. Kepala Sub Bagian UTD-PMI, Nasrul mengatakan, kegiatan ini merupakan inisiatif tim Banyuwangi untuk menambah stok darah. Sebab, selama bulan Ramadhan dan Lebaran, PMI seringkali kehabisan stok.
“Ini untuk menjaga stok selama Bulan Ramadan sampai H plus 7 hari raya. Soalnya di UTD seluruh Indonesia selalu kurang stoknya. Makanya masing-masing UTD bermacam-macam caranya untuk bisa mendapatkan donor darah. Nah kebetulan Banyuwangi cari model yang seperti ini. Kita terjun langsung ke taman-taman yang ada di Banyuwangi,” ujar Nasrul, kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat (17/6).
Selain itu, di sela jadwal Donor Darah on the Bus, UTD-PMI Banyuwangi juga mengadakan kegiatan Donor Tour de Hospital. Ada 12 rumah sakit di Banyuwangi yang siap menyuplai stok darah, dan akan dikunjungi secara bergilir.
“Ada lagi Donor Tour de Hospital. Jadi kita datangi rumah sakit yang sudah kontak, siap, kita datangi dan kita ambil. Ada sekitar kurang lebih 20-25 kantong rata-rata,” jelasnya.
Acara donor darah di dalam bus, berlangsung mulai pukul 17.00 WIB sampai 22.00. Terkadang kata Nasrul, bisa sampai pukul 22.30 WIB. Saat ini, mulai tanggal 14 Juli hingga 3 Juli mendatang, acara Donor Darah On the Bus akan berlangsung di Taman Sritanjung. Tepatnya, di depan Pendopo Kabupaten Banyuwangi.
Tahun kemarin, UTD-PMI Banyuwangi sudah mengadakan acara serupa. Namun masyarakat belum terlalu antusias. Baru di Bulan Ramadan tahun ini, kata Nasrul, masyarakat Banyuwangi sangat antusias. Dari pantauan Merdeka Banyuwangi, jumlah pendonor mulai ramai berdatangan selepas habis Magrib dan Isya.
“Kalau tahun kemarin, kita masih belum full. Jadi antusias masyarakat masih belum penuh. Kalau tahun ini Alhamdulillah, mulai awal sampai saat ini, per malam kita dapat rata-rata 25-30 kantong,” jelasnya.
Nasrul menambahkan, “Ini memang terobosan terbaru. Kita memang untuk sosialisasikan, sekaligus agar masyarakat Banyuwangi sadar donor,” terangnya. Soal donor darah di Bulan Ramadan, Nasrul mengatakan tidak akan bermasalah bagi kesehatan. Hanya saja, akan tetap dicek tensi darah dan hemoglobin calon pendonor.
“Sebenarnya boleh, orang donor kondisi sedang puasa. Tapi alangkah baiknya puasanya dapat, donornya dapat. Biasanya kalau kondisi fisik lagi drop, tensinya yang gak masuk. Kalaupun masuk biasanya, setelah diambil dia merasa pusing,” jelasnya.
Di sisi lain, Agung, salah satu pendonor rutin mengatakan, selama 5 kali melakukan donor di acara Donor Darah on the Bus, dia merasa baik-baik saja.
“Saya pendonor rutin, kurang lebih sudah 5 kali. Rasanya ya, biasa sudah, padahal biasanya saya donornya pagi atau siang,” jelasnya usai melakukan donor darah.