"Para ibu yang menerima bantuan PKH digunakan untuk support kebutuhan anak sekolah dan tambahan gizi bayi balita dan ibu hamil," kata Khofifah.
Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa peruntukan bantuan sosial Program Keluarga Harapan ditujukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan anak.
Hal ini disampaikan Khofifah saat menemui keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (11/6).
"Para Ibu-ibu yang menerima bantuan PKH digunakan untuk support kebutuhan anak sekolah dan tambahan gizi bayi balita dan ibu hamil. Jadi jangan digunakan untuk beli baju lebaran," ujarnya kepada para ibu-ibu penerima bantuan.
Selain itu, Khofifah juga bertanya kepada ibu-ibu apakah yang sudah memiliki anak selesai pendidikan setara SMA, akan didorong untuk lanjut kuliah apa diantar ke KUA? Lalu para ibu menjawab,"Kuliah.."
"Pokoknya kalau Banyuwangi maju, Anak-anak PKH jangan jadi penonton ya," ujar Khofifah menambahkan setelah mendengar jawaban para ibu tersebut.
Program ini sudah diluncurkan sejak 2012, tapi baru tahun ini bantuan diberikan dengan sistem non-tunai, melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang bisa dicairkan melalui mesin ATM. Saat ini sudah ada 38.208 Keluarga Penerima Manfaat (PKM) yang sudah mendapatkan KKS dengan alokasi Rp 72,2 miliar.
"Kabupaten Banyuwangi non-tunai pertama, dan ada tambahan Rp 3 juta penerima KPH baru non-tunai," ujarnya.
Agar program perbaikan kualitas kesehatan dan kelangsungan pendidikan anak-anak tepat sasaran, pihaknya sudah membentuk tim pendamping sejumlah 185 orang di Banyuwangi.
"Agar tidak disalahkan, ada pendamping. Tiap bulan mereka akan datang ke sekolah dari anak penerima PKH. Bolos gak. Kalau ada yang bolos sampai presentase 15 persen, maka bisa dikurangi reward yang diperolehnya," katanya.