Sebagai langkah awal terlaksananya Program Desa Emas ini, KEIN meminta Pemkab Banyuwangi memilih maksimal 10 desa sebagai pilot projectnya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai Banyuwangi layak dijadikan pilot project Program Desa Emas Nasional. Untuk it, para pemuda di Bumi Blambangan ini akan dioptimalkan sebagai penggerak kemajuan desa.
Hal ini diungkap Ketua Pokja Industri Pedesaan KEIN, Aries Muftie saat berkunjung ke Tanah Blambangan. Dia mengatakan, Banyuwangi menjadi kabupaten pertama yang dijadikan pilot project program ini.
Desa emas adalah program yang berupaya membangun desa agar merdeka dari kemiskinan, pengangguran dan rasa tidak aman. Pelaksanaan program ini sendiri, akan melibatkan tiga komponen yaitu pemerintah, masyarakat desa dan pemuda sebagai agent of change (agen perubahan).
Aries juga menjelaskan, Banyuwangi memiliki komitmen kuat terhadap perubahan ke arah yang lebih baik. Ini terbukti dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang cukup signifikan. Sehingga kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini layak dijadikan proyek percontohan Program Desa Emas.
"Karena alasan ini yang mendorong kami memilih Banyuwangi sebagai percontohan. Pemerintah dan masyarakatnya sudah ideal, tinggal mencari pemuda desa yang akan menjadi pendamping perubahannya," ujar Aries saat bertemu dengan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi, , Rabu (7/9).
Menurut Aries, semangat dan kemauan untuk berubah dari masyarakat Banyuwangi inilah yang sangat penting. "Sebab sehebat apa pun pemerintahnya, kalau masyarakatnya tidak mau bergerak, hasilnya tidak akan seperti ini," katanya.
Sebagai langkah awal terlaksananya Program Desa Emas ini, KEIN meminta Pemkab Banyuwangi memilih maksimal 10 desa sebagai pilot projectnya. Kemudian akan dipilih dua pemuda dari masing-masing desa yang ditunjuk tersebut.
"Kriterianya sederhana, mereka adalah warga asli desa tersebut berusia antara 20 hingga 30 tahun dengan pendidikan minimal SMK, mau belajar dan mau tidak dibayar," katanya.
Para pemuda desa ini nantinya akan dilatih entrepreneurship sesui potensi yang dimiliki desanya masing-masing. Selama tiga minggu, para pemuda desa yang ditunjuk akan diberikan beragam pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya.
Pelatihan yang digelar itu misalnya, mengajarkan bagaimana berperilaku yang baik, melakukan pembukuan keuangan, melihat peluang usaha dan lain sebagainya.
"Kami cetak mereka menjadi pimpinan bagi usaha-usaha masyarakat di desanya. Sebagai kontribusinya, mereka wajib menularkan ilmu dan mendampingi usaha warga desa yang lain minimal selama lima tahun," kata Aries.
Diharapkan setelah menjadi pendamping warga desa, para pemuda mampu menyebarkan karakter positif kepada warga desa. Terutama mendorong ekonomi kreatif warganya. Warga juga wajib diajarkan menciptakan pasar bagi produk-produk desanya.
Untuk memperluas wawasan, para pendamping juga diharapkan melakukan benchmark ke negara lain seperti Korea, Malaysia dan Thailand yang telah berhasil melakukan gerakan membangun desa. "Ini segera dimulai, asal Pemkab segera menunjuk desa dan memilih pemudanya, target kami tahun ini jalan," kata dia.
Sementara Wabup Yusuf Widyatmoko mengaku, pihaknya menyambut baik program tersebut dan akan segera menunjuk desa sebagai proyek percontohan. Kemungkinan desa yang akan dipilih adalah Desa Kedungrejo dan Desa Tratas yang semuanya ada di Kecamatan Muncar.
"Alasannya di desa tersebut memiliki potensi perikanan yang cukup bagus. Dengan program ini, kami berharap potensi tersebut bisa tergarap maksimal dan hasilnya bisa dirasakan merata oleh masyarakat di sana. Pemudanya juga akan kami siapkan sebagai pendamping," kata Yusuf.