1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi Lakukan Kampanye ODF Sampai Kelas-kelas SD

Kerjasama dengan sekolah-sekolah juga dilakukan untuk mendorong keluarga-keluarga membangun jamban yang baik melalui anak-anak mereka.

©2018 Merdeka.com Editor : Muhammad Hasits | Selasa, 20 November 2018 17:27

Merdeka.com, Banyuwangi - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi menempuh langkah unik untuk mengampanyekan Open Defecation Free (ODF) kepada warga di wilayahnya. Kampanye untuk tidak buang air sembarangan itu tidak hanya disampaikan kepada orang tua, melainkan juga kepada anak-anak di kelas-kelas sekolah dasar (SD).

Kepada Merdeka Banyuwangi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan target Banyuwangi 100 persen ODF tahun 2019 merupakan tantangan yang berat. Hingga saat ini, dari 198 desa yang ada di Banyuwangi, 50 desa di antaranya warganya masih melakukan aktivitas buang air di sungai.

“Kita sudah melakukan upaya-upaya di tengah masyarakat supaya masyarakat ini mau berak di jamban, tidak di sungai. Tapi hasilnya belum seperti yang kita harapkan, masih banyak yang tetap menggunakan sungai untuk buang air besar,” kata Rio di Banyuwangi, Selasa (20/11).

Padahal ODF bisa menghindarkan masyarakat dari risiko penyakit yang menular lewat sungai seperti diare, hepatitis dan typhus. Desa-desa yang belum ODF terpisah-pisah, tersebar di wilayah utara hingga selatan dan tidak terkumpul di satu kecamatan saja. Rio mengatakan, untuk meningkatkan upaya mengubah masyarakat menjadi ODF, pihaknya membangun kerjasama dengan berbagai pihak.

“Untuk meng-ODF-kan suatu desa kita butuh kolaborasi dengan pihak kecamatan dan desa, Dinas Pengairan, bahkan Satpol PP untuk membongkar (empang) di sungai, ini sekarang secara masif sedang kita lakukan,” katanya.

Kerjasama dengan sekolah-sekolah juga dilakukan untuk mendorong keluarga-keluarga membangun jamban yang baik melalui anak-anak mereka. Guru-guru di depan kelas menanyakan kepada anak-anak ‘siapa yang pagi ini berak di WC? Siapa yang berak di sungai?" katanya.

Langkah itu diambil agar anak-anak merasa malu bila tidak punya WC sendiri di rumah dan meminta orang tua masing-masing membangunnya. Rio mengatakan kerjasama dengan sekolah-sekolah juga bisa dilakukan dalam berbagai aspek kesehatan anak maupun kesehatan keluarga.

“Sekarang metode kita kembangkan di sekolah-sekolah, supaya guru-guru mengabsen setiap hari para muridnya. Dengan sendirinya anak-anak ini malu dan menuntut ke orang tuanya masing-masing,” ujar Rio lagi.

“Target kita tahun 2019 Banyuwangi ODF, artinya sudah menjadi kabupaten ODF, tidak ada lagi warganya yang buang air besar di sungai,” katanya.

(MH) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA