1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi punya peluang besar jadi pilar pertumbuhan ekonomi

Salah satunya lewat UMKM Banyuwangi. UMKM di Banyuwangi punya peluang besar berkembang sampai kancah global.

©2016 Merdeka.com Reporter : Suci Rachmaningtyas | Selasa, 20 Desember 2016 12:35

Merdeka.com, Banyuwangi - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus melakukan peningkatan ekonomi kreatif Banyuwangi. Selain workshop, Bekraf kali ini menggelar Focus Group Discussion (FGD) penguatan dan pengembangan ekonomi kreatif sub sektor kuliner, seni pertunjukan dan penerbitan daerah, pada 19-20 Desember 2016.

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik mengatakan Bekraf mempunyai tugas utama untuk meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekspor. Caranya dengan menyiapkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia yang berdaya saing di kancah persaingan global. “Salah satu sumber ekonomi kreatif adalah wilayah yang banyak pertumbuhan UMKM seperti Banyuwangi,” kata Ricky.

Banyuwangi, menurut dia, memiliki sebuah peluang besar untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai pilar pertumbuhan ekonomi daerah. Apalagi saat ini pariwisata di Banyuwangi tumbuh dengan pesat begitu juga dengan pelaku UMKM (usaha mikro kecil menengah) daerah.

“Apalagi akan ada direct flight dari Jakarta yang akan meningkatkan pariwisata Banyuwangi harus dimanfaatkan sebagai peluang yang baik bagi pelaku ekonomi kreatif daerah, khususnya UMKM yang menjadi pelaku ekonomi kreatif,” terangnya.

Ricky melanjutkan untuk mampu berdaya saing, UMKM harus mampu mengubah paradigma berusaha dengan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkannya. Seperti mengemas produk dengan unik dan memberikannya cerita baru untuk menarik perhatian.

“UMKM ini perlu terus didorong, salah satunya dengan peningkatan kapasitas para pelaku usaha sehingga dapat semakin berkembang dan memiliki daya saing global. Ini semua adalah tantangan bagi sebuah produk untuk naik kelas,” ujar Ricky.

Sementara Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf, Endah Sri Wahyuni memetakan tiga tahapan dalam mengupayakan pengembangan ekonomi kreatif. Yakni Connect Collaborate dan Commerce terhadap seluruh stakeholders. Seperti peran penuh para akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah dan media.

Kegiatan FGD ini bertujuan memberikan wawasan, persamaan persepsi serta identifikasi kelemahan dan peluang mengenai ekosistem ekonomi kreatif, serta peran tiap unsur penta helix.

“Nantinya semua informasi yang kami dapatkan ini akan dirumuskan untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang optimal dan dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di Banyuwangi,” tuturnya.

Sesuai namanya, FGD diikuti oleh 100 peserta yang merupakan unsur penta helix. Yakni para akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah dan media. Sebelumnya, Bekraf juga pernah menggelar FGD Penta Helix untuk merumuskan potensi Banyuwangi pada Oktober lalu.

Salah satu peserta FGD adalah pelaku usaha kuliner Sumiyati (45). Sumiyati berharap dengan mengikuti kegiatan ini bisa menambah wawasannya mengenai peluang dan pengembangan usahanya kedepan. “Harapannya kami juga bisa tahu peluang dan kesempatan kita untuk peningkatan usaha dari majunya pariwisata Banyuwangi,” harap Sumiyati.

Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan pemerintah daerah terus mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif daerah. Anas menyampaikan terima kasih kepada Bekraf yang telah ikut berperan dalam pengembangan ekonomi kreatif Banyuwangi.

“Kami berkomitmen untuk terus menumbuhkan ekonomi kreatif daerah. Terima kasih kepada Bekraf yang telah mengirimkan praktisi-praktisi hebat untuk mendampingi pelaku usaha Banyuwangi hingga bisa memberikan nilai tambah pada produknya hingga bisa bersaing di pasar global,” ujar Anas.

Pemkab Banyuwangi dan Bekraf telah menandatangani MoU tentang tentang pengembangan dan fasilitasi ekonomi kreatif berbasis desa di Banyuwangi pada 17 September lalu. Tindak lanjut MoU tersebut, Bekraf telah melakukan kegiatan peningkatan ekonomi kreatif di Banywuangi. Selain FGD, juga menggelar sejumlah workshop, seperti peningkatan kemasan produk serta pengembangan kopi untuk meningkatkan nilai tambah kopi Banyuwangi.

(MH/SR)
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA