"Acara ini menjadi modal penting bagi masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Serta tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan".
Merdeka.com, Banyuwangi - Sepanjang jalan utama menuju Kecamatan Songgon yang melintasi Desa Balak ramai dengan warga. Mereka menggelar selamatan kampung di depan kediamannya masing-masing. Ada yang mengeluarkan jenang merah, tumpeng dan aneka ancak. Mereka sedang menggelar bersih desa yang disebutnya dengan Baritan Masal, Kamis (23/8).
"Baritan ini asal katanya dari barokah. Kalau barokah kata sifat, kemudian diserap dalam bahasa Using menjadi baritan yang bermakna sebagai kata kerja," kata Kepala Desa Balak Ribut Santoso.
Kegiatan ini bertujuan untuk memohon keberkahan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kampungnya terhindar dari segala macam bencana dan musibah. "Kita juga memohon agar diberikan keselamatan dan kesejahteraan," imbuh Ribut.
Pelaksanaan Baritan mengacu pada sistem kalender Jawa yang mengacu pada pergantian bulan. Yakni, setiap malam Jumat Legi atau tepatnya Kamis sore. “Jadi acaranya sesudah Asar sampai menjelang Magrib," ungkap Ribut.
Baritan Masal sendiri, lanjut Ribut, dilakukan setiap tahun. Tepatnya dilaksanakan pada saat bulan Agustus sebagai rangkaian memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. “Kalau pada bulan-bulan biasa, kita menggelarnya dalam skala kecil. Tapi, setiap Agustus kita menggelarnya secara masal. Semua dusun di Balak ini kita kompakkan,” tegasnya.
Pelaksanaan Baritan Masal ini semakin meriah dengan kehadiran Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko. Ia memberangkatkan arak-arakan Baritan dari ujung Timur Desa Balak, yakni di Dusun Cemoro. Kemudian arak-arakan bergerak hingga ke ujung Barat desa yang berada di Dusun Balak.
Sepanjang jalan, orang nomor dua di Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi itu, menyapa warga dan ikut serta mencicipi ancak yang disuguhkan warga.
"Acara ini menjadi modal penting bagi masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Serta tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan," ujar Wabup Yusuf Widiyatmoko saat memberangkatkan rombongan Baritan.
Lebih lanjut, Yusuf juga berpesan, agar acara selamatan seperti Baritan ini, dikemas lebih atraktif. Sehingga tidak hanya menjadi ritual namun juga menjadi destinasi budaya.
"Jika dikemas lebih baik, ini akan menjadi destinasi budaya yang dapat menggerakkan potensi ekonomi desa sekaligus menjadi identitas warga," ujarnya seraya mencontohkan Desa Kemiren, Olehsari dan beberapa desa berbasis adat lainnya.