Blimbingsari dipersiapkan jadi bandara penyangga Pertemuan IMF World Bank di Bali

Merdeka.com, Banyuwangi - Bandara Banyuwangi diproyeksikan bisa menjadi bandara pendukung dalam pertemuan IMF World Bank yang direncanakan berlangsung di Bali, Oktober 2018. Angkasa Pura II yang telah resmi mengelola operasional Bandara Banyuwangi akan menargetkan bisa menampung hingga tujuh pesawat Boeing 737.

Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menyampaikan, penambahan fasilitas dilakukan mulai dari perluasan apron dari 3.000 meter persegi menjadi seluas 18.000 meter persegi hingga penebalan PCN dari 38 akan ditambah menjadi 50-51. Tahun 2018 ini, pihaknya akan menganggarkan hingga Rp 300 miliar untuk penambahan fasilitas Bandara Banyuwangi.

Penambahan luasan apron, kata Awaluddin, sangat penting untuk menambah kapasitas parkir pesawat. Bandara Banyuwangi diproyeksikan bisa menampung parkir untuk tujuh pesawat tipe 737 series. Satu wide body dan enam narrow body.

“Pesawat jadi bisa menginap, ini sekaligus untuk menyambut Annual Meeting IMF-World Bank pada Oktober 2018. Banyuwangi sebagai bandara penyangga Bandara Ngurah Rai,” kata Awaluddin, pekan lalu.

Dia menambahkan, Angkasa Pura II menargetkan pada Juli 2018, perluasan apron sudah selesai. “Sudah tender, pengerjaannya dimulai Bulan Januari,” lanjutnya. Sementara untuk sarana prasarana lain, PCN, diperkirakan akan selesai tiga hingga empat bulan.

Terkait pengembangan Bandara Banyuwangi ini, Awaluddin mengaku optimis dengan potensi meningkatnya jumlah penumpang. Apalagi arsitektur bandara yang sudah didesain ramah lingkungan, unik dan cocok untuk tourism airport.

“Kami optimis, jumlah pertumbuhan penumpang di Bandara Banyuwangi hingga 2018 bisa mencapai 500 ribu hingga 1 juta orang. Dari sekarang yang masih 250 ribu penumpang,” katanya.