1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

'Budaya hidup bersih memang harus dipaksa'

Anas menyerahkan penghargaan kepada pemenang lomba Jedhing Rijig (toilet bersih) di lapangan tenis indoor GOR Tawangalun Banyuwangi.

©2016 Merdeka.com Reporter : Muhammad Hasits | Senin, 05 Desember 2016 17:26

Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyerahkan penghargaan kepada pemenang lomba Jedhing Rijig (toilet bersih) di lapangan tenis indoor GOR Tawangalun Banyuwangi, Senin (5/12). Dalam kesempatan itu, Bupati Anas berharap masyarakat terus meningkatkan budaya hidup bersih.  

Festival Jedhing Rijig (toilet bersih) merupakan rangkaian dari event Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016, yang bertujuan untuk menggugah kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan. Beberapa event serupa juga digelar di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini di antaranya festival Kali Bersih dan Sedekah Oksigen.

"Penghargaan ini berbeda dari penghargaan yang lain, karena lombanya berhubungan dengan sesuatu yang tampak dan terlihat. Melalui lomba ini, kami berupaya menstimulus masyarakat untuk meningkatkan budaya hidup bersih. Dimulai dengan menjaga kebersihan dan higienitas toilet di rumah maupun lingkungan kerjanya. Budaya hidup bersih memang harus dipaksa, tidak bisa tumbuh begitu saja,” kata Bupati Anas.

Penghargaan tersebut diberikan di antaranya pada Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum Kecamatan Sempu (juara pertama kategori Kampung/RT), TK Nurul Huda Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, (juara 1 kategori TK), SDN 1 Rejoagung Srono (juara 1 kategori SD/MI), SMPN 2 Purwoharjo (juara 1 kategori SMP/MTS), SMKN I Glagah (juara 1 kategori SMA/MA), Ponpes Sunan Ampel Bangorejo (juara 1 kategori Ponpes), dan Kantor Desa Grogol Kecamatan Giri (juara 1 kategori kantor desa).

"Semoga dengan cara seperti ini, pola hidup sehat bisa menjadi lifestyle yang diterapkan seluruh elemen masyarakat Banyuwangi," harap Bupati.

Tak hanya kebersihan toilet, Anas mendorong agar masyarakat turut aktif menjaga lingkungan, terutama lorong dan gang di wilayah kampung mereka. Anas mengatakan saat ini wisatawan yang datang ke Banyuwangi mulai suka masuk ke jalan-jalan kampung.

"Maka, ke depan fokus kebersihan bukan di jalan-jalan protokol saja, tapi juga di gang dan lorong-lorong kampung. Tugas ini bukan hanya tugas para petugas kebersihan saja, namun menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama,” imbuh dia.

Dihadiri sejumlah pejabat daerah, PNS dan ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, acara penyerahan penghargaan tersebut berlangsung sederhana namun penuh keakraban. Meski hanya duduk beralas karpet, bupati dan para THL terlihat nyaman sepanjang acara berlangsung. Lapangan tenis indoor tempat berlangsungnya acara ini disulap menjadi tempat yang sejuk dan sedap dipandang mata.

Podium bagi para pemenangnya didesain unik menyerupai cangkang keong. Terbuat dari bambu-bambu bekas yang dipadukan dengan daun nyiur, podium itu dibentuk tampak sederhana namun megah. Ditambah lagi dengan aneka tanaman hias yang ditata rapi, menambah segar suasana dalam ruangan.

"Ini kreatif, podium tidak harus menggunakan digital printing saja. Dengan bahan-bahan sederhana seperti ini ternyata juga bagus,” kata Anas.

Kepala DKP Banyuwangi Arief Setyawan mengatakan lomba jedhing rijig 2106 ini dibagi menjadi 7 kategori. Yaitu kategori kampung/RT, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, Pondok Pesantren (Ponpes) dan kantor desa. Penilaiannya dilakukan pada Oktober lalu pada ratusan toilet se Banyuwangi. “Kriteria penilaiannya meliputi kebersihan toilet, kelengkapan toilet, pengelolaan sampah serta sanitasi. Kelengkapan toilet misalnya, harus ada cermin, tempat sampah, tisu, dan sikat lantai. Selain itu, airnya harus mengalir dan saluran pembuangannya tidak  menggenang,” terang Arief.

Selain kepada pemenang lomba Jedhing Rijig, dalam kesempatan tersebut Bupati Anas juga menyerahkan penghargaan pemenang lomba komunitas Merdeka Dari Sampah, dan hadiah umroh gratis bagi dua orang THL. Acara yang ditutup dengan makan siang bupati bersama para THL tersebut dirangkai dengan peresmian Musala At-Taqwa yang berada di lingkungan kantor DKP Banyuwangi.

Bupati Anas menyempatkan diri melihat kantor DKP dan Musala At-Taqwa. Menurut Anas, saat ini kantor-kantor dinas di Banyuwangi kini memiliki desain yang unik dan kreatif. Desan kantor kedinasan kini tak lagi text books.

Seperti kantor DKP di GOR Tawang Alun. Desain kantor DKP menggunakan desain Rumah Using, yang merupakan suku asli Bayuwangi. Desain kantor tersebut memiliki banyak jendela sehingga suasananya menjadi terang meski minim lampu penerangan.

"Kantor ini nyaman, banyak jendela untuk sirkulasi udara dan penerangan," kata Anas.

Halaman kantor dibuat nyaman dengan banyak taman dan tanaman. Tidak hanya kantor, bupati pun mengapresiasi desain musala baru di kantor tersebut. Musala tersebut juga menggunakan desain rumah Using. Musala tersebut berbentuk segitiga dengan atapnya menjulur hingga ke lantai, sehingga terkesan berada di bawah tanah.

"Sekarang kantor-kantor dinas tak lagi text books. Kini mereka lebih kreatif dan berinovasi dengan desain yang berbeda-beda," kata Anas.

(MH/MH)
  1. Kebersihan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA