Dia ingin mengkampanyekan agar Indonesia bebas sampah.
Merdeka.com, Banyuwangi - Rahmad Adriyana (30) memiliki komitmen slogan Indonesia Bebas Sampah 2020 bisa terwujud. Dari situ, dia melakukan perjalanan dari Cimahi, Jawa Barat menuju Papua menggunakan sepeda ontel yang didesain memiliki gerobak sampah. Sepanjang perjalanan Rahmad memungut segala jenis sampah untuk kemudian disumbangkan kepada orang yang membutuhkan seperti pemulung.
“Saya berharap suatu saat hari peduli sampah bisa dirayakan. Kemudian Indonesia bebas sampah 2020 dan sekarang sudah tahun 2017. Kalau niat bersama-sama saya yakin bisa,” ujarnya saat sampai di Banyuwangi, Senin (20/3).
Rahmad melakukan perjalanan dari Cimahi sejak 21 Februari 2017, bertepatan dengan hari peduli sampah. Lewat aksinya ini dia optimis bisa mengajak masyarakat sadar dan mewujudkan Indonesia bebas sampah. Saat ditanya berapa jumlah sampah yang dia kumpulkan dia memperkirakan ada sekitar 30-40 Kg.
“Kalau dikasih kesempatan, dikasih ngisi 10 truk saya sanggup, dan saya yakin gak bakal muat. Dari Cimahi sampai sini,” ujar Rahmad.
Sepanjang perjalanan, Rahmad menghabiskan tiga ban dalam sepeda dan satu ban luar. Dia meninggalkan seorang anak dan istrinya di Cimahi. Selama menempuh perjalanan ini, dia mengaku sudah sepekat dan memberi nafkah anak istrinya untuk kebutuhan selama satu tahun.
“Nafkah istri selama satu tahun sudah saya beri. Sekarang mau ke Bali, Lombok, NTB, sampai Papua,” ujar mantan honorer Pemerintah Kota Cimahi ini.
Mulanya, Ridwan mengambil semua jenis sampah selama perjalanan melewati jalan raya. Namun setelah tahu bahwa pemulung hanya membutuhkan jenis sampah berbahan plastik dan besi, dia tidak lagi mengambil jenis sampah organik. Tentunya agar semua sampah yang dia ambil bisa benar-benar tertampung ke tempat yang tepat.
Selama melakukan aksinya, Ridwan berharap bisa memberikan edukasi kepada orang yang membuang sampah sembarangan. “Kalau saya mengajak agak susah juga, yang penting saya mungut sampah, kemudian dikasihkan pemulung, sekalian amal. Daripada dibuang ke mana-mana, dan kebanyakan ngeluh ke pemerintah saja, mending aksi langsung sekalian,” jelasnya.
Selama melakukan perjalanan bebas sampah, Ridwan merasa Banyuwangi cukup bersih. Dibandingkan kota lain, meskipun dia juga masih menemukan banyak sampah di sepanjang jalan. “Sampai di Jawa Timur sampai sini saya merasa cukup bersih. Meskipun kesadaran tidak membuang sampah sembarangan juga belum membudaya secara kuat,” katanya.
Dia berharap pemerintah Indonesia bisa menggunakan metode pendekatan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Dia membandingkan dengan negara Jepang yang menurutnya persoalan sampah sudah masuk dalam kurikulum pendidikan.
“Sepanjang perjalanan banyak plang larangan jangan buang sampah sembarangan, tapi masih banyak sampahnya. Kalau di Jepang sudah masuk kurikulum pendidikan, jadi bisa membudaya,” ujarnya.