1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Bupati Anas: Inflasi perlu direm, caranya sinergi antar daerah

"Ini tantangan bersama, harus duduk bersama agar government spending yang sedikit mengendur tidak lantas mengendurkan pula denyut ekonomi."

©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Sabtu, 27 Agustus 2016 16:10

Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah menghadiri Rapat Koordinasi Asosiasi Pemerintah Kabupaten se-Indonesia (Apkasi) Wilayah Jawa Timur di Kabupaten Jember, Sabtu (27/8). Rakor membahas masalah perekonomian. Rapat dihadiri Gubernur Soekarwo dan bupati se-Jawa Timur. ‎

‎Menurut Bupati Anas, saat ini perekonomian nasional dihadapkan pada tantangan. Penyesuaian anggaran negara berimbas pada penundaan penyaluran dana ke sebagian daerah. Masalah ini, kata Anas, harus dicari solusinya secara bersama-sama agar tidak terlalu berdampak pada perekonomian lokal.

Di tengah tantangan ekonomi serba sulit, perlu ada sinergi antar daerah untuk memperkuat ekonomi daerah. Hal ini diperlukan agar potensi masing-masing daerah bisa dioptimalkan untuk mendukung satu sama lain.

"Yang terpenting adalah menjaga daya beli masyarakat. Artinya, inflasi perlu direm. Sinergi antar-daerah penting untuk saling menyuplai. Tinggal dicek mana daerah yang lagi devisit komoditas tertentu, lalu disuplai daerah yang sedang surplus. Tentu sinergi yang lain untuk produksi barang dan jasa juga harus diperkuat," kata Bupati Anas, Sabtu (27/8).

Penundaan pencairan dana alokasi umum (DAU) di Jawa Timur mencapai Rp 2,6 triliun. Hal ini perlu disikapi bersama-sama dengan bergandengan tangan. Sebab, belanja pemerintah saat ini berperan strategis dalam menggerakkan perekonomian di tengah dinamika ekonomi yang membuat investasi swasta cenderung tertahan.

"Ini tantangan bersama, harus duduk bersama agar government spending yang sedikit mengendur tidak lantas mengendurkan pula denyut ekonomi masyarakat," ungkapnya.

Anas mengungkap, di acara tersebut Gubernur Soekarwo juga memaparkan permasalahan yang dihadapi daerah beserta solusi-solusinya, terutama untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan serta daya tahan masyarakat bawah dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Tadi Pakde Karwo (Soekarwo) memaparkan apa yang menjadi problem dan solusinya. Sangat detail dan tepat sasaran. Saya mengusulkan, apa yang disampaikan Pak Gubernur perlu diperkuat eksekusinya di tingkat kabupaten/kota," jelasnya.

"Misalnya, perlu ada pejabat setingkat sekretaris daerah se-Jatim yang berkumpul tiap bulan untuk memonitor dan mengeksekusi semua potensi integrasi ekonomi antar-kawasan di provinsi ini," sambungnya.

Selain menjaga inflasi, integrasi antar-kawasan adalah keharusan untuk mewujudkan daya saing. "Integrasi harus fokus pada keunggulan masing-masing daerah. Saat ini bukan lagi era persaingan antar-daerah, melainkan era kolaborasi dan sinergi," katanya.

Dia mencontohkan, perajin tas kulit di daerah bisa disinergikan dengan sekolah desain produk yang biasanya hanya ada di kota besar seperti Surabaya dan Malang, sehingga lebih peka tren pasar. Integrasi antar-daerah untuk memperkuat produksi barang juga diperlukan agar semakin efisien. Demikian pula dengan program pemasaran pariwisata antar-daerah se-Jawa Timur, bisa disinergikan dengan syarat harus fokus, unik, dan tersegmentasi secara jelas.

Selain itu, program bersama perlu digalakkan di wilayah perbatasan antar-daerah yang biasanya menghadapi banyak problem karena jauh dari pusat pertumbuhan di tengah kota. "Sebagai langkah awal, saya tadi sudah diskusi dengan Bupati Jember Ibu Faida untuk membuat program bersama di wilayah perbatasan, yaitu daerah pegunungan Gumitir yang merupakan perbatasan Jember dan Banyuwangi," ungkap Anas.

Dalam acara tersebut juga sempat tercetus membuat event wisata bersama seperti Festival Gumitir. "Selain itu, kami ingin membagi solusi. Misalnya, Jember di perbatasan kebagian bikin program kesehatan, kami kebagian bikin program pendidikan. Masyarakat di perbatasan itu bebas mengaksesnya tanpa harus membedakan penduduk Jember atau Banyuwangi," ujarnya.

(MH/MA)
  1. Pemerintahan
  2. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA