"Tumbuhkan juga pasar rakyat yang khas untuk melengkapinya. Seperti di Desa Kemiren yang sudah jalan dengan pasar kuliner".
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas terus memotivasi kepala desa untuk terus berinovasi. Anas menargetkan setiap kades harus bisa berinovasi menciptakan satu program pengembangan ekonomi rakyat, peningkatan pelayanan publik, dan membuat peraturan desa tentang tata ruang.
Anas mencontohkan program pengembangan ekonomi rakyat seperti desa wisata. Namun, Anas menggarisbawahi, desa wisata yang dimaksud adalah desa wisata yang bisa mengangkat potensi lokalnya. Potensi tersebut lalu dikemas menjadi sebuah atraksi yang menarik bagi wisatawan.
"Bukan sekadar desa wisata artifisial, bukan desa wisata yang bersolek dari cat fisiknya saja. Namun desa yang bisa 'mengecat' kehidupan dan kekayaan lokalnya untuk bisa dinikmati wisatawan," jelas Anas di hadapan 52 kepala desa saat Bimtek Peningkatan Kapasitas di Banyuwangi, Senin (16/4).
Desa wisata tersebut, kata Anas minimal harus bisa mengintegrasikan sektor pertanian, kekhasan kulinernya dan hunian setempat yang berkonsep homestay.
"Tumbuhkan juga pasar rakyat yang khas untuk melengkapinya. Seperti di Desa Kemiren yang sudah jalan dengan pasar kuliner tradisionalnya setiap minggu. Kalau ini jalan, saya yakin bisa mendorong ekonomi desa," kata Anas.
"Itu hanya salah satu contoh pengembangan ekonomi rakyat. Tentu selain desa wisata ada banyak program lainnya sesuai karakter masing-masing desa," imbuh Anas.
Anas juga meminta kades membuat Peraturan Desa (perdes) tentang Tata Ruang.
"Ini untuk menjaga pengembangan desa agar tidak salah arah ke depan. Desa harus mengatur bangunan yang di sempadan jalan, termasuk juga alih fungsi lahan harus diatur. Ini semua untuk menjaga kemajuan desa ke depan agar desa tetap hijau," kata Anas.
Untuk itu, Anas meminta agar kepala desa terus memperkaya referensi untuk menumbuhkan inovasi.
"Saya tahu setiap inovasi ada resiko, tetapi itu adalah bagian dari tanggung jawab kita untuk memberikan kemanfaatan. Masyarakat butuh kades yang tidak text book, tetapi kades yang cepat dan bisa ambil inovasi," katanya.