"Saya mengucapkan terima kasih kepada para petani, penyuluh, dan Dinas Pertanian," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Presiden RI Joko Widodo memberikan penghargaan Satya Lencana Wirakarya kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas atas perannya dalam mengembangkan pertanian di Banyuwangi. Penghargaan tersebut diserahkan di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh, dalam acara Pekan Nasional Petani Nelayan XV Tahun 2017, Sabtu (6/5).
"Alhamdulillah, ini merupakan kehormatan bagi Banyuwangi. Saya mengucapkan terima kasih kepada para petani, penyuluh, dan Dinas Pertanian yang telah bersama-sama mengembangkan sektor ini," kata Anas saat dihubungi usai menerima penghargaan tersebut.
Menurut Anas, penghargaan ini memacu pemerintah daerah untuk terus menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan. Apalagi, sektor pertanian ini sebagai penyokong terbesar perekonomian Banyuwangi.
"Pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian masyarakat Banyuwangi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2015 menyebutkan sektor pertanian menyumbang 36 persen PDRB Banyuwangi atau setara Rp 21,9 triliun," jelas Anas.
Sejumlah program pertanian terus mendapat perhatian. Berbagai upaya pun dilakukan, sehingga produktivitas padi Banyuwangi selalu terjaga di atas rata-rata nasional. Rata-rata produksi padi 6 tahun terakhir mencapai 795 ribu ton gabah. "Banyuwangi juga mengembangkan kluster organik yang ditargetkan bisa mencapai 200 hektare, dengan fokus utama membidik pasar premium dan ekspor," kata Anas.
"Para petani juga didorong berinovasi. Salah satunya inovasi mina padi, mina jeruk, dan mina naga untuk menambah penghasilan petani, yaitu dapat panen pertanian sekaligus panen ikan," beber Anas.
Di sektor hortikultura, sambung Anas, pengembangan dilakukan pada berbagai komoditas, seperti buah naga, semangka, manggis, jeruk, durian merah, dan cabai. "Bahkan Kementerian Pertanian telah memilih Banyuwangi sebagai salah sentra pengembangan jeruk nasional," jelas Anas.
Banyuwangi juga menjadi sentra cabai nasional. Pada 2010, produksi cabai baru berkisar 5.997 ton, lalu melonjak 144 persen pada 2015 menjadi 14.684 ton. Adapun produksi cabai kecil di kisaran 21.000 ton. "Kami mengembangkan irigasi hemat air agar produksi cabai berkelanjutan tanpa mengenal musim. Tahun ini Dinas Pertanian memulai tanam 10 juta bibit cabai di polybag dengan melibatkan banyak unsur masyarakat," papar Anas.
Selain teknis pertaniannya diperkuat, Pemkab Banyuwangi menggiatkan pembangunan infrastruktur irigasi. Sejak 2011 telah dibangun dan diperbaiki jaringan irigasi primer 3.718 km, irigasi sekunder 2.204 kilometer, dan tersier 797 kilometer. Jaringan tersebut mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Pada tahun ini juga dibangun 15 embung baru dengan kapasitas tiap embung 2000-5000 meter kubik.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah membangun Waduk Bajulmati yang sangat bermanfaat bagi sektor pertanian Banyuwangi, khususnya di wilayah utara. Waduk tersebut mengairi lahan pertanian seluas 1.800 hektar, termasuk di dalamnya untuk 600 hektar lahan cetak sawah baru di wilayah utara Banyuwangi,” kata Anas.