1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Cari orangtua kandung, gadis 12 tahun lapor Banyuwangi Children Center

Sebelum tinggal bersama orang tua angkatnya, IM sempat tinggal bersama kerabatnya.

Gadis 12 tahun mencari orangtua kandungnya. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Selasa, 14 Juni 2016 11:50

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi Children Center (BCC) sebagai pusat aduan masyarakat terhadap tindak kekerasan anak di Banyuwangi, Jawa Timur, terus mendapat respon dari masyarakat. Sudah beberapa kali informasi masuk ke layanan pusat aduan.

Seperti laporan siswi sekolah dasar (SD) berinisial IM di Desa Cluring, Kecamatan Cluring, pada Minggu malam (12/6). Lewat BCC gadis 12 tahun ini berharap bisa dipertemukan dengan orangtua kandungnya. Laporan bocah yang diketahui sempat kabur ketika masih kelas 3 SD itu pun segera ditindak lanjuti oleh tim Satgas Perlindungan Anak BCC, dengan mengumpulkan data-data sebanyak mungkin di wilayah asal aduan.

Camat Cluring Yoppy Bayu Irawan mengatakan, saat kali pertama laporan masuk, langsung dilakukan koordinasi dengan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan. "Tujuannya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya menganai anak tersebut, mulai dari latar belakang keluarganya maupun asal-usul persoalan," kata Yoppy saat ditemui di Kantor Kecamatan Cluring, Senin (13/6).

Setelah data didapat, maka dilakukan cek and ricek. "Selang dua jam dari informasi itu, saya dan kepala desa setempat langsung mendatangi rumah korban, untuk menggali keterangan lebih lanjut dari orangtua angkatnya," katanya.

Tak cukup itu, keeseokan paginya kepala desa bersama wali kelasnya juga mendatangi rumah kerabat dari korban. "Ketika bertemu orangtua angkatnya, mereka (kades dan wali kelas korban) berdialog seputar persoalan hingga korban mengirim aduannya ke BCC," katanya.

Menurut Kepala Desa Cluring, Sunarto, sebelum tinggal bersama orangtua angkatnya, yang juga kepala sekolah korban, IM sempat tinggal bersama kerabatnya. Selama tinggal dengan kerabatnya, IM mengaku sering diperlakukan kasar.

"Dia pun tidak betah dan melarikan diri pergi ke Malang menggunakan sepeda onthel. Namung saat sampai di daerah Genteng, dia diamankan polisi karena khawatir terjadi apa-apa dengan korban. Kemudian korban diangkat anak oleh kepala sekolahnya. Selama tinggal dengan orangtua asuhnya korban merasa nyaman sampai sekarang," ujar Sunarto.

Namun, setelah tiga tahun berlalu muncul keinginan IM untuk bertemu dengan ayah kandungnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sayangnya tak seorang pun tahu keberadaan ayah kandung korban. Sehingga IM mengadu ke BCC untuk meminta bantuan.

"Saat kami datangi, korban ini sebenarnya ingin mencari orangtua kandungnya. Dia ingin tahu siapa orangtua kandungnya. Dia juga sempat mengkhawatirkan masa depan sekolahnya jika tetap tinggal bersama orangtua asuhnya, meski selama ini mendapat kasih sayang berlebih dari orangtua angkatnya," kata Sunarto.

Cerita Sunarto dibenarkan Wali Kelas Korban, Suparman yang ikut melakukan investigasi. Menurutnya korban adalah anak yang pandai. "Selama ini dia tergolong pandai. Tapi sifatnya keras dan tempramental. Kalau misalnya menjawab soal sulit, dia tidak akan mengisi jawaban itu," kata dia.

(FF/MA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA