1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Cermati tata kelola, Menkeu apresiasi kinerja Pemkab Banyuwangi

Banyuwangi terus berinovasi menurunkan angka kemiskinan yang saat ini telah turun drastis.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. ©2018 Merdeka.com Reporter : Endang Saputra | Jum'at, 02 Maret 2018 09:39

Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) 'berselancar' mencermati tata kelola pemerintahan Kabupaten Banyuwangi saat berkunjung ke daerah tersebut, Kamis (1/3. SMI menjelajahi tata kelola Banyuwangi yang dipaparkan gamblang di Lounge Pelayanan Publik milik pemerintah daerah.

Sri Mulyani tampak memencet sejumlah tombol di layar komputer yang disediakan bagi pengunjung yang ingin tahu tentang program dan pertanggungjawabannya.

Dia berselancar ke sistem e-village budgeting untuk pengelolaan keuangan desa di Banyuwangi, serta e-monitoring system untuk pemantauan berbagai proyek pembangunan secara online. Dalam sistem tersebut, proyek dipaparkan perkembangannya lengkap dengan foto dan titik koordinat yang tinggal diklik, sehingga mustahil ada proyek ganda atau fiktif.

"Tadi saya lihat display yang dipampangkan, bisa diakses publik. Bagaimana progress pembangunan terpampang secara transparan. Juga bisa terlihat bagaimana kemajuan suatu proyek, ada fotonya, ada titik koordinatnya. Itu adalah bentuk akuntabilitas yang dibutuhkan," kata SMI.

Menkeu mengapresiasi kinerja pengelolaan pemerintahan Banyuwangi yang tak hanya bertumpu pada administrasi yang baik sesuai hukum keuangan negara, tetapi program-programnya juga berdampak ke peningkatan ekonomi masyarakat. Hal itu pula yang membuat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Banyuwangi mendapat predikat tertinggi se-Indonesia, serta daerah itu mendapat dana insentif Rp 75 miliar dari Kemenkeu.

Selain itu, Menkeu mendorong Banyuwangi untuk terus berinovasi menurunkan angka kemiskinan yang saat ini telah turun drastis hingga satu digit di angka 8,6 persen dari sebelumnya selalu dua digit.

"Saya melihat Banyuwangi jeli memetakan wilayahnya yang masuk zona kemiskinan tinggi. Lalu dia fokuskan ke daerah itu dan dikeroyok sampai kemiskinan turun. Ada detail bagaimana membantu masyarakat tidak mampu. Ini menggambarkan bahwa peranan daerah daerah itu sangat penting untuk perubahan yang nyata," ujar SMI.

Dia merujuk ke sejumlah program pengentasan kemiskinan di Banyuwangi, seperti tabungan pelajar, distribusi makanan lansia, dan kreasi ekonomi di kantong kemiskinan.

SMI sendiri datang ke Banyuwangi untuk meninjau persiapan penyambutan delegasi IMF-Bank Dunia dari berbagai negara yang bakal mendarat di kabupaten tersebut pada Oktober mendatang.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas berbagai panduan yang diberikan pemerintah pusat.

"Sebenarnya simpel saja, ikuti arah kebijakan pusat. Misal, Presiden Jokowi awal-awal dulu bilang, ubahlah paradigma keuangan negara. Dari money follows function ke money follows program. Fokus kita apa, itu dana digelontorkan. Bukan dibikin rata semua dinas hanya untuk rutinitas," ujar Anas.

Dari sana kemudian Banyuwangi membuat prioritas-prioritas, seperti pariwisata untuk peningkatan ekonomi.

"Dan itu kemudian kita bersyukur, ternyata dampaknya terasa. Pendapatan per kapita naik 100 persen jadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 lalu, dengan kemiskinan yang berhasil kita tekan di level 8 persen," katanya.

(ES/ES)
  1. Pariwisata
  2. Abdullah Azwar Anas
  3. Bandara Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA