Desa Temurejo membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), yang salah satu lini usahanya adalah mengelola jasa agrowisata.
Merdeka.com, Banyuwangi - Program smart kampung yang digagas Pemkab Banyuwangi berhasil memicu pemerintahan di desa untuk menelurkan inovasi. Aparat desa pun terus meningkatkan pelayanan publiknya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Seperti halnya Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi yang berinovasi di bidang pelayanan publik hingga mengelola bisnis wisata.
Sebagai salah satu pilot project smart kampung di Banyuwangi, Desa Temurejo ini mulai melengkapi sejumlah ruang publiknya dengan akses internet nirkabel. Mulai dari kantor balai desa, balai dusun Temurejo, hingga dua madrasah diniyah di sana telah ditemui fasilitas wifi.
Kepala Desa Temurejo Fuad Musyadad mengatakan program smart kampung ini secara tak langsung menjadi pendorong dirinya untuk memberikan layanan lebih bagi warganya. Salah satunya adalah menyediakan hot spot bagi warganya untuk mengakses informasi.
"Warga yang mengakses internet di sini terus meningkat. Dari yang dulu awal disediakan hanya sekitar 25 pengakses, sekarang meningkat hingga 125 orang yang mengakses setiap harinya. Jadi balai desa ini sekarang ramai sampai larut, sampai kami merasa tidak perlu penjaga kantor lagi karena setiap malam selalau ramai orang di sini," ujar Fuad.
Warga pengguna internet ini dari beragam usia. Mulai dari pelajar untuk mendapatkan informasi, hingga para guru untuk menyelesaikan laporan maupun menambah wawasan untuk pembelajaran.
"Kami akan terus menambah titik-titik wifi di desa ini, rencananya hingga 16 titik. Walau desa kami berbatasan langsung dengan hutan, namun saya ingin warga saya tidak ketinggala informasi," ujar Fuad.
Selain itu, Desa Temurejo juga menyediakan layanan administrasi di malam hari seminggu sekali. "Ini untuk mengakomodasi warga kami yang bekerja di luar desa. Mereka kan pulangnya biasanya akhir minggu, jadi mereka bisa mengurusnya tanpa harus mengganggu jam kerjanya," ujar Fuad.
Desa Temurejo membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), yang salah satu lini usahanya adalah mengelola jasa agrowisata. Wisata yang ditawarkan adalah wisata yang mengangkat potensi lokalnya yakni petik buah naga dan jeruk. Maklum saja, desa ini merupakan salah satu sentra produksi hortikultura di Banyuwangi.
"Biasanya wisatawan yang habis dari Pulau Merah aberwisata agro ke mari. Mereka ingin melihat dari dekat aktivitas petani buah naga dan jeruk sembari memetik dan mencicipi langsung di lokasi. Kami juga tengah menjajagi kerja sama dengan sejumlah agen perjalanan wisata dari Malang. Mereka sangat tertarik dengan paket wisata ini," pungkas Fuad.
Smart Kampung adalah program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.
Untuk menunjang hal tersebut, desa diwajibkan mengalokasikan belanja bandwidth di APBDes-nya. Smart Kampung ini juga menjadikan balai desa sebagai pusat aktifitas warga. Di setiap desa juga disediakan perpustakan.